Selasa, 24 September 2013

Kerugian Sel Prokariorik- Biosel

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Menurut Max Schultze menyatakan bahwa sel merupakan struktur fungsional makluk hidup. Dan sel terbagi atas dua bagian yakni : sel prokariotik dan sel eukariotik.
Kedua sel dibedakan berdasarkan ada tidaknya membran serta organel-organel penyusun dari sel tersebut.
            Sel Prokariotik memiliki struktur yang lebih sederhana jika dibandingkan dengan sel eukariotik dan pertanyaan muncul,”bagaimana struktur dan fungsi dari komponen sel prokariotik tersebut, serta apa kerugian dari sel prokariotik tersebut jika tidak memiliki organel yang lengkap seperti pada sel eukariotik?” Maka untuk itu, makalah ini dibuat untuk menjawab pertanyaan yang sering terlintas dalam fikiran kita.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas yakni :
1. Bagaimana struktur sel prokariotik?
2. Apa kerugian pada sel prokariotik?

1.3 Tujuan
       Tujuan dari pembuatan makalah ini yakni :
       1. Sebagai tugas kuliah dan kewajiban sebagai seorang mahasiswa.
       2. Sebagai bahan literatur untuk para pembaca.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kerugian Sel Prokariotik
            Beberapa kerugian dari sel yakni bahan inti dari sel prokariotik tidak memiliki membran inti sehingga bahan inti bercampur dengan yang bahan inti yang lain sehingga fungsi kerja dari bahan inti tersebut tidak maksimal. Contohnya pada ribosom yang fungsinya dalam proses sintesin protein, serta mesosom dengan fungsi yakni penghasil energi bagi sel prokariotik tersebut, apabila kedua bahan inti bercampur maka kerja dari kedua bahan inti tidak maksimal dengan kata lain kurang efesien untuk sel yang harus bekerja keras untuk bertahan hidup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut :

1.jpg

Pada gambar tersebut tampak sel prokariotik dengan bahan inti yang saling bercampur dengan bahan inti lainnya.
Untuk kerugian selanjutnya yakni memiliki tubuh yang lebih rentan terhadap benda-benda asing diluar tubuh, hal ini diakibatkan karena tidak memiliki lisosom (yang ada pada sel eukariotik) sehingga sel tidak memiliki pencernaan intrasel atau dengan kata lain, sel nya tidak memiliki sistem untuk menjaga sel dari benda-benda asing atau bahan yang tidak berguna dalam tubuh untuk dapat dihilangkan didalam tubuh sel tersebut sehingga biasanya sel prokariotik tidak mampu bertahan lama atau umurnya singkat karena tidak ada pertahanan didalam tubuh sel prokariotik tersebut.

Pada kerugian selanjutnya yakni Struktur internal sel prokariotik merupakan campuran
homogen dari aktivitas biokimia.
Contohnya pada aktivitas DNA yang berada di daerah nukleoid, dengan sistem enzim yang banyak, dan sistem ini terikat dengan membran seluler. Hal ini menyebabkan aktivitas DNA tersebut tidak maksimal dalam menjalankan fungsinya sebagai bahan genetik.

2.2 Struktur Sel Prokariotik
            Sel prokariotik mempunyai membran plasma, nukleoid berupa DNA dan RNA, serta sitoplasma yang mengandung ribosom. Sel prokariotik tidak memiliki membran inti sehingga bahan inti yang berada dalam sel mengadakan kontak langsung dengan protoplasma. Sel prokariotik juga tidak memiliki sistem endomembran (membran dalam), seperti retikulum endoplasma dan kompleks Golgi. Selain itu, sel prokariotik juga tidak memiliki mitokondria dan kloroplas, tetapi mempunyai struktur yang berfungsi sama dengan keduanya, yaitu mesosom dan kromatofor.
            Contoh sel prokariotik adalah Bakteri (Bacteria) dan Sianobakteri (Cyanobacteria).
1.jpg                                              
Adapun bagian-bagian sel bakteri sebagai berikut:
A. DINDING SEL
            Dinding sel bakteri tersusun atas peptidoglikan, lipid, dan protein. Dinding sel berfungsi sebagai pelindung, mengatur pertukaran zat, reproduksi dan pemberi bentuk yang tetap.
Berdasarkan struktur dinding sel, bakteri diklasifikasikan menjadi :
1. Bakteri Gram Positif
2. Bakteri Gram Negatif

B. MEMBRAN PLASMA
            Membran sel atau membran plasma tersusun atas molekul lipid dan protein. Membran plasma berfungsi sebagai pelindung molekular sel terhadap lingkungan di sekitarnya, dengan jalan mengatur lalu lintas molekul dan ion-ion dari dalam. Membran plasma pada bakteri membentuk lipatan-lipatan yang berlapis. Lipatan ini disebut desmosom.

C. SITOPLASMA
            Sitoplasma tersusun atas butiran-butiran glikogen, protein, lemak dan enzim-enzim. Enzim-enzim digunakan untuk mencerna makanan secara ekstraselular dan untuk melakukan proses metabolisme sel. Materi genetik DNA juga ditemukan pada bagian inti sitoplasma yang tidak dibatasi oleh membran yang disebut nukleoid.

D. MESOSOM
            Membran plasma melekuk ke dalam membentuk bangunan yang disebut mesosom. Mesosom berfungsi sebagai penghasil energi dan sekresi. Biasanya mesosom terletak dekat dinding sel yang baru terbentuk pada saat pembelahan biner sel bakteri. Pada membran mesosom terdapat enzim-enzim pernapasan.

E. RIBOSOM
            Ribosom merupakan organel tempat berlangsungnya sintesis protein. Ukurannya sangat kecil, berdiameter antara 15–20 nm (1 nanometer = 10–9meter). Di dalam sel E. coli terkandung 15.000 butir ribosom atau sekitar 25% massa total sel bakteri.

F. DNA
            DNA atau asam deoksiribonukleat merupakan persenyawaan yang tersusun atas gula deoksiribosa, fosfat, dan basa-basa nitrogen. DNA berfungsi sebagai pembawa informasi genetik, yaitu sifat-sifat yang harus diwariskan kepada keturunannya. Oleh sebab itu, DNA disebut pula sebagai materi genetik.

G. RNA
            RNA atau asam ribonukleat merupakan persenyawaan hasil transkripsi DNA. Jadi, bagian tertentu DNA melakukan transkripsi membentuk RNA. RNA membawa kode-kode genetik sesuai pesanan DNA. Selanjutnya, kode-kode genetik itu akan diterjemahkan dalam bentuk urutan asam amino dalam proses sintesis protein.

           







BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
            Perbedaan yang kontras antara sel prokariotik dan sel eukariotik terletak pada membran inti sel tersebut. Hal ini lah yang menjadi acuan untuk menjadikan sel prokariotik memiliki kerugian yang besar karena bahan inti sel prokariotik bercampur dengan bahan inti lainnya serta belum terdapat pembagian tugas atau fungsi untuk mempetahankan sel tersebut sehingga kurang efisien dalam menjalankan segala aktivitasnya.
























DAFTAR PUSTAKA

Purnobasuki, Hery. Struktur dan Fungsi Sel. http://hery_purnobasuki_pdf238//
     (Diakses pada tanggal 6 September 2013)
Saefudin. Struktur dan Fungsi Sel. http://www.pdffactory.com//
     (Diakses pada tanggal 8 September 2013)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar