BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Menurut Max Schultze menyatakan
bahwa sel merupakan struktur fungsional makluk hidup. Dan sel terbagi atas dua
bagian yakni : sel prokariotik dan sel eukariotik.
Kedua sel dibedakan berdasarkan ada tidaknya membran serta organel-organel penyusun dari sel tersebut.
Kedua sel dibedakan berdasarkan ada tidaknya membran serta organel-organel penyusun dari sel tersebut.
Sel Prokariotik memiliki struktur
yang lebih sederhana jika dibandingkan dengan sel eukariotik dan pertanyaan
muncul,”bagaimana struktur dan fungsi dari komponen sel prokariotik tersebut,
serta apa kerugian dari sel prokariotik tersebut jika tidak memiliki organel
yang lengkap seperti pada sel eukariotik?” Maka untuk itu, makalah ini dibuat
untuk menjawab pertanyaan yang sering terlintas dalam fikiran kita.
1.2
Rumusan Masalah
Adapun
masalah yang akan dibahas yakni :
1.
Bagaimana struktur sel prokariotik?
2.
Apa kerugian pada sel prokariotik?
1.3
Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini yakni :
1.
Sebagai tugas kuliah dan kewajiban sebagai seorang mahasiswa.
2.
Sebagai bahan literatur untuk para pembaca.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1.
Kerugian Sel Prokariotik
Beberapa kerugian dari sel yakni
bahan inti dari sel prokariotik tidak memiliki membran inti sehingga bahan inti
bercampur dengan yang bahan inti yang lain sehingga fungsi kerja dari bahan
inti tersebut tidak maksimal. Contohnya pada ribosom yang fungsinya dalam
proses sintesin protein, serta mesosom dengan fungsi yakni penghasil energi
bagi sel prokariotik tersebut, apabila kedua bahan inti bercampur maka kerja
dari kedua bahan inti tidak maksimal dengan kata lain kurang efesien untuk sel
yang harus bekerja keras untuk bertahan hidup. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat dalam gambar berikut :
Pada
gambar tersebut tampak sel prokariotik dengan bahan inti yang saling bercampur
dengan bahan inti lainnya.
Untuk
kerugian selanjutnya yakni memiliki tubuh yang lebih rentan terhadap
benda-benda asing diluar tubuh, hal ini diakibatkan karena tidak memiliki
lisosom (yang ada pada sel eukariotik) sehingga sel tidak memiliki pencernaan
intrasel atau dengan kata lain, sel nya tidak memiliki sistem untuk menjaga sel
dari benda-benda asing atau bahan yang tidak berguna dalam tubuh untuk dapat
dihilangkan didalam tubuh sel tersebut sehingga biasanya sel prokariotik tidak
mampu bertahan lama atau umurnya singkat karena tidak ada pertahanan didalam
tubuh sel prokariotik tersebut.
Pada kerugian
selanjutnya yakni Struktur internal sel
prokariotik merupakan campuran
homogen
dari aktivitas biokimia.
Contohnya
pada aktivitas DNA yang berada di daerah nukleoid, dengan sistem enzim yang
banyak, dan sistem ini terikat dengan membran seluler. Hal
ini menyebabkan aktivitas DNA tersebut tidak maksimal dalam menjalankan
fungsinya sebagai bahan genetik.
2.2
Struktur Sel Prokariotik
Sel prokariotik mempunyai membran
plasma, nukleoid berupa DNA dan RNA, serta sitoplasma yang mengandung ribosom.
Sel prokariotik tidak memiliki membran inti sehingga bahan inti yang berada
dalam sel mengadakan kontak langsung dengan protoplasma. Sel prokariotik juga
tidak memiliki sistem endomembran (membran dalam), seperti retikulum endoplasma
dan kompleks Golgi. Selain itu, sel prokariotik juga tidak memiliki mitokondria
dan kloroplas, tetapi mempunyai struktur yang berfungsi sama dengan keduanya,
yaitu mesosom dan kromatofor.
Contoh sel prokariotik adalah Bakteri
(Bacteria) dan Sianobakteri (Cyanobacteria).
Adapun
bagian-bagian sel bakteri sebagai berikut:
A. DINDING SEL
Dinding sel bakteri tersusun atas peptidoglikan,
lipid, dan protein. Dinding sel berfungsi sebagai pelindung, mengatur
pertukaran zat, reproduksi dan pemberi bentuk yang tetap.
Berdasarkan
struktur dinding sel, bakteri diklasifikasikan menjadi :
1.
Bakteri Gram Positif
2.
Bakteri Gram Negatif
B. MEMBRAN PLASMA
Membran sel atau membran plasma
tersusun atas molekul lipid dan protein. Membran plasma berfungsi sebagai
pelindung molekular sel terhadap lingkungan di sekitarnya, dengan jalan
mengatur lalu lintas molekul dan ion-ion dari dalam. Membran plasma pada
bakteri membentuk lipatan-lipatan yang berlapis. Lipatan ini disebut desmosom.
C. SITOPLASMA
Sitoplasma tersusun atas butiran-butiran
glikogen, protein, lemak dan enzim-enzim. Enzim-enzim digunakan untuk mencerna
makanan secara ekstraselular dan untuk melakukan proses metabolisme sel. Materi
genetik DNA juga ditemukan pada bagian inti sitoplasma yang tidak dibatasi oleh
membran yang disebut nukleoid.
D. MESOSOM
Membran plasma melekuk ke dalam
membentuk bangunan yang disebut mesosom. Mesosom berfungsi sebagai penghasil
energi dan sekresi. Biasanya mesosom terletak dekat dinding sel yang baru
terbentuk pada saat pembelahan biner sel bakteri. Pada membran mesosom terdapat
enzim-enzim pernapasan.
E. RIBOSOM
Ribosom merupakan organel tempat
berlangsungnya sintesis protein. Ukurannya sangat kecil, berdiameter antara
15–20 nm (1 nanometer = 10–9meter). Di dalam sel E. coli terkandung
15.000 butir ribosom atau sekitar 25% massa total sel bakteri.
F. DNA
DNA atau asam deoksiribonukleat
merupakan persenyawaan yang tersusun atas gula deoksiribosa, fosfat, dan
basa-basa nitrogen. DNA berfungsi sebagai pembawa informasi genetik, yaitu
sifat-sifat yang harus diwariskan kepada keturunannya. Oleh sebab itu, DNA
disebut pula sebagai materi genetik.
G. RNA
RNA atau asam ribonukleat merupakan
persenyawaan hasil transkripsi DNA. Jadi, bagian tertentu DNA melakukan
transkripsi membentuk RNA. RNA membawa kode-kode genetik sesuai pesanan DNA.
Selanjutnya, kode-kode genetik itu akan diterjemahkan dalam bentuk urutan asam
amino dalam proses sintesis protein.
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
Perbedaan yang kontras antara sel
prokariotik dan sel eukariotik terletak pada membran inti sel tersebut. Hal ini
lah yang menjadi acuan untuk menjadikan sel prokariotik memiliki kerugian yang
besar karena bahan inti sel prokariotik bercampur dengan bahan inti lainnya
serta belum terdapat pembagian tugas atau fungsi untuk mempetahankan sel
tersebut sehingga kurang efisien dalam menjalankan segala aktivitasnya.
DAFTAR
PUSTAKA
(Diakses pada tanggal 6 September 2013)
(Diakses pada tanggal 8 September 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar