BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
manusia tidak terlepas dari berbagai bentuk masalah dalam kehidupan, olehnya
para ilmuan selalu mengkaji persoalan yang terjadi baik dalam lingkungan maupun
alam secara keseluruhan. Dengan hal tersebut sejarah perkembangan yang diangkat
lewat latar belakang ini adalah sejarah perkembangan sistem periodik unsur
mulai dari pengelompokkan unsur – unsur yang sederhana hingga pengelompokkan
yang secara modern. Sistem priodik merupakan suatu cara untuk mengelompokkan
unsur-unsur berdasarkan sifatnya. Pengelompokkan unsur
mengalami sejarah perkembangan, sifat logam, non logam, hukum-hukum,
golongan, periode, dan sifat-sifat unsur dalam sistem periodik
modern.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa hal yang menjadi masalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana
mendeskripsikan sejarah perkembangan periodik unsur
2. Menjelaskan
pengelompokan unsur-unsur berdasarkan sifat logam dan nonlogam
3. Pengelompokan
unsur-unsur berdasarkan hukum-hukum
4.
Mendeskripsikan perioda dan golongan
5. Pengelompokan
unsur-unsur berdasarkan periodik modern
6. Menjelaskan sifat-sifat
unsur dalam sistem periodik unsur
C. Tujuan
Tujuan
penyusunan makalah ini adalah :
1. Untuk
memperoleh gambaran tentang pandangan konsep kimia yakni unsure unsurec Unsur.
2. Untuk
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan khususnya ilmu kimia terutama
yang berkaitan dengan system C unsure.
3. Agar
mampu menjelaskan dan memahami tentang unsur dari C unsur.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah
Perkembangan Sistem Periodik Unsur.
Sejak lama beberapa
unsur telah menjadi beberapa bagian kehidupan manuasia, seperti tembaga , perak
,dan emas yang telah digunakan sebagai alat tukar dalam perdagangan maupun
sebagai perhiasan. Seiring waktu para ahli mulai mengetahui bahwa setip unsur
memiliki sifat – sifat yang khas. Namun demikian sifat unsur tersebut di
tentukan oleh sifat atom-atomnya. Saat ini sudah di temukan 115 dan masih akan
di temukan lagi unsur – unsur baru lainnya. Unsur – unsur ini ada yang sifatnya
mirip ada yang sama sekali berbeda dengan yang lain. Sistem periodik unsur yang
sekarang ini adalah berdasarkan kenaikan nomor atom dan penempatan unsur –
unsur dengan sifat-sifat yang mirip di tempatkan dalam satu golongan.
Pengelompokkan unsur-unsur disebut juga sistem periodik
Unsur-unsur tersebut di dasarkan atas adanya kemiripan sifat-sifatnya.
Pengelompokkan ini mengalami perkembangan dari mulai pengelompokkan unsure
berdasarkan Sistem Lavoisier, Triad Dobreiner, Newlands, Mendeleev dan sistem
periodik modern yang kita gunakan sampai sekarang. Berikut ini penjelasan dari
pengelompokkan unsur – unsur :
1. Pengelompokkan
Unsur Berdasarkan System Lavoisier
Dalam sistem ini pengklasifikasikan
unsur di dasarkan pada kemampuan unsur itu untuk menghantarkan listrik dan
panas. Menurut sistem ini unsur di kelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
a. Unsur
logam
Merupakan unsur yang dapat menghantarkan listrik dan panas
Contoh
: Besi, Tembaga, Perak, Emas, dan sebagainya.
b. Unsur non
logam
Merupakan unsur yang tidak dapat
menghantarkan panas.
Contoh
: Belerang, Oksigen, Klor, Nitrogen, Arsen, Fosfor, Hydrogen, dan Karbon.
Dari semua unsur yang sudah di
temukan pada masa itu. Sebagian besar unsur kurang lebih 70% adalah logam
sehingga para ahli mengelompokkan unsur menjadi dua bagian yaitu logam dan
nonlogam antara lain sebagai berikut :
2
v LOGAM
Sifat-sifat
logam :
o
Dapat menghantarkan panas dan listrik (Kerapatn tinggi)
o
Mudah dibentuk atau padat
o
Bersifat reduktor atau basa ( Mengalami oksidasi atau
melepaskan elektron )
v NON LOGAM
Sifat-siat Non logam :
o
Tidak dapat menghantarkan panas
o
Umumnya rapuh ( Pada wujud padat )
o
Bersifat Oksidator atau asam ( Mengalami reduksi atau
menyerap elektron )
2. Pengelompokkan
Unsur Berdasarkan Triade Dobreiner
Pada tahun 1829 Johan Wolfgan Dobereiner (1780 – 1849)
membagi unsur – unsur dalam kelompok – kelompok yang terdiri dari tiga unsur
yang di sebut Triade. Menurutnya, anggota triade yang berada di tengah memiliki
sifat – sifat diantara kedua nggota triade lainnya dan memiliki massa atom
relative yang merupakan rata – rata dari unsur yang mengapitnya.
Contoh pengelompokkan unsure dalam
Unsur Triade :
Anggota
Triade Massa
Atom Relatif
Li 7
Na 23
K 39
Massa
atom relatif unsur Na = ½ ( massa atom Li + massa atom K )
=
½ ( 7 + 39 )
= 23
Dalam
perkembangannya pengelompokkan triade ini dirasakan tidak efesien mengingat
semakin banyaknya unsur – unsur di temukan dan anggota suatu kelompok unsur
tidak hanya terdiri tiga unsur. Namun bagaimanapun Tried Doberier merupakan
pijakan awal dari pembuatan sistem periodik yang ada sekarang.
3
3. Pengelompokkan
Unsur Berdasarkan Hukum Newlands
Pada tahun 1865 Jhon Alexander Reina Newlands (1838–1898)
mengelompokkan unsur – unsur berdasarkan pertambahan ( kenaikan ) massa atom.
Ternyata Newlands menemukakan bahwa pengulangan sifat – sifat unsur sesuai
dengan pengulangan not lagu (oktaf), artinya unsur kesatu memiliki sifat yang
sama dengan unsur kedelapan, unsur kedua memiliki sifat yang sama dengan unsur
kesembilan, dan seterusnya. Keteraturan yang ditemukan Newlands ini terkenal
dengan sebutan Hukum Oktaf Newlands. Sama halnya Dobereiner, dalam
perkembangannya pengelompokkan Newlands ini dirasakan kurang efesien dan tak
mampu menampung jumlah unsur yang semakin banyak.
Tabel 2.1 Daftar Oktaf Newlands
1. H
|
2. Li
|
3. Be
|
4. B
|
5. C
|
6. N
|
7. O
|
8. F
|
9. Na
|
10. Mg
|
11. Al
|
12. Si
|
13. P
|
14. S
|
15. Cl
|
16. K
|
17. Ca
|
18. Ti
|
19. Cr
|
20. Mn
|
21. Fe
|
22. Co
Ni
|
23. Cu
|
24. Zn
|
25. Y
|
26. In
|
27. As
|
28. Se
|
29. Br
|
30. Rb
|
31. Sr
|
32. Ce
La
|
33. Zr
|
34. Di
Mo
|
35.Ro Ru
|
36. Pd
|
37. Ag
|
38. Cd
|
39. U
|
40. Sn
|
41. Sb
|
42. Te
|
43. I
|
44. Cs
|
45. Ba v
|
46. Ta
|
47. W
|
48. Nb
|
49. Au
|
50. Pt, Ir
|
51. Os
|
52. Hg
|
53. Ti
|
54. Pb
|
55. Bi
|
56. Th
|
Hokum Oktaf hanya berlaku untuk unsur – unsur ringan. Jika
di teruskan, ternyata kemiripan sifat terlalu dipaksakan.
Misalnya, Zn mempunyai sifat yang cukup perbeda dengan Be,
Mg, dan Ca. hal itu merupakan kelemahan hukum oktaf. Anggapan akan kegagalan
usaha pengelompokkan unsur – unsur oleh Newlands memunculkan upaya baru dari
para ahli kimia untuk mencari pola pengelompokkan unsur – unsur yang lebih
tepat.
4. Pengelompokkan
Unsur Berdasarkan Meyer dan Mendeleev.
Pada tahun 1969, Julius Lothar Meyer di jerman dan
Dmitri Ivanovich Mendeleyev
4
di rusia, masing – masing mengumumkan system pengelompokkan
unsur – unsur yang lebih sempurna. Mendeleev menyusun unsur – unsur menurut
kenaikan massa atom relatifnya dari kiri kekanan dan dari atas kebawah.
Unsur – unsur yang sifatnya mirip diletakkan dalam satu
lajur vertikal yang di sebut perioda. Dengan mengelompokkan tersebut, Mendeleev
menyimpukan bahwa sifat unsur adalah fungsi periodik dari massa
atomnya”. Ini di sebut Hukum periodik Mendeleev. Meyer menyusun
unsur – unsur berdasarkan sifat - sifat fisika, sedangkan Mendeleev berdasarkan
sifat – sifat fisika dan kimia. Meyer dan Mendeleev menyusun
system periodik unsur berdasarkan kenaikan massa atom relatifnya.
Mendeleev mempunyai kelebihan yaitu berani menukar letak
unsur – unsur demi mempertahankan kemiripan sifat periodik. Meskipun hal itu
menyalahi aturan keperiodikan yang di kemukakan yaitu massa atomnya menjadi
menurun bukan naik. Pengelompokkan unsur – unsur oleh Mendeleev di mulai dengan
menuliskan lambang unsur serta sifat – sifatnya pada kartu – kartu yang
berbeda. Kemudian kartu – kartu di susun berdasarkan kenaikan massa atom
relatif unsur dengan memperhatikan keperiodikan unsur – unsur tersebut.
Hukum Mendeleev disebut juga hukum periodik. Terdapat dua
alasan Hukum Mendeleev jauh lebih maju dibandingkan sistem pengelompokkan
Newlands yaitu Pertama, pengelompokkan yang dilakukan
Mendeleev memiliki massa atom dan sifat – sifat yang lebih akurat .
Kedua, pengelompokkan Mendeleev
memungkinkan untuk memprediksi sifat – sifat beberapa unsur yang belum di
temukan hingga saat ini.
5
Tabel 2.2 Sistem Periodik Unsur
menurut Mendeleev
NO
|
Gol. I
|
Gol. II
|
Gol. III
|
Gol. IV
|
Gol. V
|
Gol. VI
|
Gol. VII
|
Gol. VIII
|
1
|
H. 1
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Li.7
|
Be. 9
|
B. 11
|
C. 12
|
N. 14
|
O. 16
|
F. 19
|
|
3
|
Na. 23
|
Mg. 24
|
Al. 27
|
Si. 28
|
P. 31
|
S. 32
|
Cl. 35,5
|
Fe. 56
Co. 59
Ni. 59
Cu. 63
|
4
|
K. 39
|
Ca. 40
|
…44
|
Ti. 48
|
V. 51
|
Cr. 52
|
Mn. 55
|
?
|
5
|
Cu. 63
|
Zn. 65
|
…68
|
…72
|
As. 75
|
Se. 78
|
Br. 80
|
?
|
6
|
Rb. 85
|
Sr. 87
|
Yt. 88
|
Zr. 90
|
Nb. 94
|
Mo.96
|
…100
|
Ru. 101
Rh. 103
Pd. 106
Ag. 108
|
7
|
Ag. 108
|
Cd. 112
|
In. 113
|
Sn. 118
|
Sb. 122
|
Te. 125
|
I. 127
|
?
|
8
|
Cs. 133
|
Ba. 137
|
Dy. 138
|
Ce. 140
|
?
|
?
|
?
|
?
|
9
|
?
|
?
|
?
|
?
|
?
|
?
|
?
|
?
|
10
|
?
|
?
|
Er. 178
|
La. 180
|
Ta. 182
|
W. 184
|
?
|
Os. 195
Ir. 197
Pt. 198
Au. 199
|
11
|
Au. 199
|
Hg. 200
|
Ti. 204
|
Pb. 207
|
Bi. 208
|
?
|
?
|
?
|
12
|
?
|
?
|
?
|
Th. 231
|
?
|
U. 240
|
?
|
?
|
Unsur – unsur ini bernomor massa 44, 68, 72, dan
100.mendeleev juga telah memprediksi sifat – sifat unsur dan ternyata
peridiksinya sangat dekat dengan sifat – sifat unsur setelah di
temukan. Misalnya untuk eka-aluminium, dan eka-silikon yang kemudian
di ketahui sebagai germanium dan gallium, seperti tertera dalam tabel berikut :
6
Tabel 2.3 Contoh sifat unsur menurut
Mendeleev
Sifat
|
Prediksi :
Eka- Aluminium
(1871)
|
Observasi :
Galium (1875)
|
Prediksi :
Eka- Silikon
(1871)
|
Observasi :
Germanium
(1886)
|
Massa Atomdesitas
Rumus oksidasi
|
68
5,9 (g/cm3)
Ea2O3
|
69,9
5,94(g/cm3)
Ga2O3
|
72
5,5 (g/cm3)
EsO2
|
72,6
5,47(g/cm3)
GeO2
|
5. Pengelompokkan
Berdasarkan System Periodik Modern
Pada tahun 1913, seorang ahli fisika muda berkebangsaan
Ingris henry Moseley (Henry Gwyn-Jeffreys Moseley (1887-1915)
menemukan hubungan antara nomor atom dengan frekuensi sinar-X yang dihasilkan
dari penembakan unsur tersebut dengan elektron berenergi tinggi, dengan
beberapa pengecualian, moseley menemukan bahwa nomor atom meningkat seiring
dengan meningkatnya massa atom. Berdasarkan kenyataan ini Moseley memodifikasi
sistem periodik Mendeleev dan menghasilkan Sistem Periodik Modernyang
kita kenal sekarang ini.
Penyusunan sistem
periodik unsur berdasarkan nomor atom dan sifat atom dilakukan berdasarkan
kenyataan bahwa unsur – unsur yang sama berarti memiliki sifat – sifat yang
sama,dapat memiliki massa atom yang berbeda atau isotop. Dengan demikian sifat
– sifat kimia suatu unsur tidak ditentukan oleh massa atomnya, melainkan di
tentukan oleh jumlah proton dalam atom tersebut. Jika jumlah proton merupakan
nomor atom unsur, unsur – unsur di susun berdasarkan kenaikan nomor atom bukan
berdasarkan nomor massanya.
B. Konfigurasi
Elektron
Konfigurasi elektron adalah pengisian atau penyebaran
elektron – elektron pada kulit – kulit atom. Pengisian elektron pada
kulit-kulit atom mempunyai aturan-aturan tertentu sebagai berikut :
a. Jumlah
maksimum elektron pada suatu kulit memenuhi 2n.
7
b. Jumlah
maksimum pada kulit terluar adalah 8.
Hal ini disebabkan pada system periodik hanya ada 8 golongan.
c. Pada
keadaan normal, pengisian electron dimulai dari kulit bagian dalam (kulit K)
untuk unsure nomor atom 1 sampai 18, kulit bagian luar diisi setelah kulit
bagian dalam terisi penuh.
Tabel 2.4 Pengisian Atom dalam Elektron
Atom
|
Jumlah electron
|
Kulit k
|
Kulit L
|
Kulit M
|
Kulit N
|
1H
|
1
|
1
|
|||
3Li
|
3
|
2
|
1
|
||
7N
|
7
|
2
|
5
|
||
13Al
|
13
|
2
|
8
|
3
|
|
35Br
|
35
|
2
|
8
|
18
|
7
|
Pada kulit berikutnya ternyata jumlah elektron tidak cukup,
tetapi lebih besar dari kulit sebelumnya maka di isi sama dengan kulit
sebelumnya. Kemudian pada kulit terluar di isi dengan elektron sisanya.
C. Perioda dan Golongan
PERIODA
Perioda adalah kelompok unsur-unsur yang dalam Tabel
Periodik Unsur Modern yang tersusun dalam baris horizontal dari kiri ke kanan.
Unsur-unsur
dalam satu peioda memiliki keteraturan perbedaan sifat fisika maupun kimia.
Dalam
Tabel Periodik Unsur Modern ada 7 perioda yang diberi nomor 1-7.
GOLONGAN
Golongan adalah kelompok unsur-unsur dalam Tabel Periodik
Unsur Modern yang tersusun dalam kolom vertical ke atas kecuali golongan
Lantanida dan Actinida yang disusun secara horizontal.
Unsur-unsur
dalam satu golongan mempunyai sifat-sifat kimia yang mirip namun sifat fisika
maupun kimia unsure tersebut dapat berubah secara periodic.
Dalam
Tabel Periodik Unsur Modern terdapat 8 golongan unsur utama, 8 golongan unsur
8
logam
transisi, dan 2 golongan unsur logam transisi luar. Golongan unsure utama ini
diberi simbol golongan IA - VIIIA. Sedangkan golongan unsur logam transisi
diberi simbol IB – VIIIB dan 2 golongan unsure logam transisi luar diberi nama
golongan Landanida dan Aktinida.
D. Sifat – Sifat Periodik Unsur
Sifat – sifat
unsur yang berubah secara teratur di sebut sifat periodik unsur - unsur. Sifat
– sifat unsur dalam sistem periodik meliputi :
1) JARI-JARI ATOM
Jari-jari atom didefenisikann sebagai jarak dari inti atom
terhadap kulit tempat elektron valensi.
Contoh
:
Mg dengan konfigurasi
elektron : 2 8 2
M=2
Besar
kecilnya jari-jari atom dipengaruhi 2 faktor yaitu :
1) Letak kulit tempat elektron valensi
(n)
Semakin jauh letak kulit elektron atau makin besar bilangan
kuantum utama (n) kulit maka semakin besar jari-jari atom nya. Oleh karena itu
dalam satu golongan pada Tabel Periodik Unsur Modern : Dari atas ke bawah, nilai n makin besar berarti makin jauh letak
kulit tempat elektron valensi dan makin besar jari-jari atom.
9
2) Jumlah elektron valensi (N) dan
proton (Z)
Dalam Tabel Periodik Unsur Modern : Dari kiri ke kanan, jumlah elektron valensi makin banyak, nomor
atom makin besar, gaya tarik inti terhadap elektron valensi makin besar dan
makin kecil jari-jari atom.
Tabel 2.5 Jari-jari atom (dalam
satuan pm) unsur-unsur atom
IA
|
IIA
|
IIIA
|
IVA
|
VA
|
VIA
|
VIIA
|
Li (123)
|
Be (89)
|
B (82)
|
C (77)
|
N (75)
|
O (73)
|
F (72)
|
Na (154)
|
Mg (136)
|
Al (118)
|
Si (111)
|
P (106)
|
S (102)
|
Cl (99)
|
K (203)
|
Ca (174)
|
Ga (126)
|
Ge (122)
|
As (120)
|
Se (117)
|
Br (114)
|
Rb (216)
|
Sr (191)
|
In (144)
|
Sn (140)
|
Sb (140)
|
Te (136)
|
I (133)
|
Cs (235)
|
Ba (198)
|
TI (148)
|
Pb (147)
|
Bi (146)
|
Po (?)
|
At (?)
|
Makin besar
Makin kecil
2) POTENSIAL IONISASI
Potensial ionisasi adalah energi minimum yang di perlukan
oleh suatu atom netral atau ion untuk melepas satu elektron yang terikat paling
luar dalam fase gas terisolasi. Suatu atom netral di beri energi hingga sebuah
elektronnya terlepas, energi yang di berikan ini di sebut sebagai potensial
ionisasi pertama
Apabila terdapat Na+ (g) di
berikan lagi energi sehingga terbentuk Na2+(g) ,
energy yang di berikan ini di sebut sebagai potensial ionisasi kedua, dan
seterusnya. Elektron – electron dalam suatu atom atau ion saling tarik menarik
dengan inti atom atau ion tersebut sehingga potensial ionisasinya berharga
positif. Semakin kecil jari – jari atom, potensial ionisasinya semakin besar.
Dalam satu periode unsur – unsur memiliki jumlah kulit atom yang sama. Semakin
kekanan letak suatu unsur dalam sistem periodik, semakin bertambah jumlah
elektron pada kulit terluarnya.
10
Tabel 2.6 Potensial Ionisasi (dalam
satuan ev) unsur-unsur utama
IA
|
IIA
|
IIIA
|
IVA
|
VA
|
VIA
|
VIIA
|
Li (5,39)
|
Be (9,32)
|
B (8,30)
|
C(11,26)
|
N(14,53)
|
O(13,62)
|
F (17,42)
|
Na (5,14)
|
Mg(7,65)
|
Al(5,99)
|
Si (8,15)
|
P(10,49)
|
S(10,36)
|
Cl(12,97)
|
K (4,34)
|
Ca (6,11)
|
Ga(6,00)
|
Ge(7,90)
|
As(9,82)
|
Se(9,75)
|
Br(11,81)
|
Rb (4,18)
|
Sr (5,69)
|
In (5,79)
|
Sn(7,34)
|
Sb(8,64)
|
Te(9,01)
|
I(10,45)
|
Cs (3,89)
|
Ba (5,21)
|
TI(6,11)
|
Pb(7,42)
|
Bi (7,29)
|
Po (?)
|
At (?)
|
Makin
Kecil Makin Besar
3) AFINITAS ELEKTRON
Afinitas elektron adalah energy yang di lepaskan atau di
serap ketika satu elektron ditambah ke atom atau ion dalam fase gas terisolasi.
Afinitas elektron umumnya bersifat eksotermis (melepaskan
energi), karena elektron yang masuk akan mengalami gaya tarik – menarik dengan
inti atom. Variasi afinitas elektron juga di pengaruhi oleh ukuran atom.
Semakin dekat atom ke inti atom, semakin besar pula pengaruh gaya tarik inti
yang di rasakan elektron tersebut. Atom yang memiliki ukuran yang paling kecil
akan memiliki muatan inti efektif yang tinggi pada kulit terluarnya,
sehingga memiliki afinitas elaktron yang tinggi. Secara umum dalam satu
golongan semakin kebawah, afinitas elektronya semakin kecil. Sementara dalam
satu periode semakin ke kanan, afinitas elektronnya semakin besar. Semakin
kecil jari – jari atom afinitas elektronnya semakin besar.
Tabel 2.7 Afinitas elektron (dalam
satuan ev) unsur-unsur utama
IA
|
IIA
|
IIIA
|
IVA
|
VA
|
VIA
|
VIIA
|
Li (0,62)
|
Be (?)
|
B (0,28)
|
C(1,27)
|
N(?)
|
O(1,46)
|
F (3,40)
|
Na (0,55)
|
Mg(?)
|
Al(0,44)
|
Si (1,39)
|
P(0,75)
|
S(2,08)
|
Cl(3,61)
|
K (0,50)
|
Ca (0,22)
|
Ga(0,30)
|
Ge(1,23)
|
As(0,81)
|
Se(2,02)
|
Br(3,36)
|
Rb (0,49)
|
Sr (0,11)
|
In (0,30)
|
Sn(1,11)
|
Sb(1,07)
|
Te(1,97)
|
I(3,06)
|
Cs (0,47)
|
Ba (015,)
|
TI(0,20)
|
Pb(0,36)
|
Bi (0,95)
|
Po (?)
|
At (?)
|
Makin kecil
Makin
besar
11
4) KEELEKTRONEGATIFAN
Keelektronegatifan merupakan ukuran
kemampuan suatu atom untuk menarik elektron dalam ikatannya ketika atom –
atomtersebut membentuk ikatan. Unsur – unsur yang memiliki keelektronegatifan
tinggi memiliki kemampuan lebih besar untuk menarik elektron ikatannya. Dalam
suatu molekul, unsur yang lebih elektronegatif bermuatan parsial negatif,
sedangkan unsur – unsur yang kurang elektronegatif akan bermuatan parsial
positif. Keelektronegatifan merupakan suatu konsep dan tidak memiliki satuan
karena hanya merupakan perbandingan kemampuan untuk menarik electron.
Secara
umum dalam satu periode semakin kekanan, keelektronegatiffan unsur – unsur
semakin meningkat seiring dengan menurunnya karakter logam. Sebaliknya, dalam
satu golongan semakin ke bawah keelektronegatifan unsur – unsur semakin
menurun. Semakin kecil jari – jari atom, keelktronegatifannya semakin besar.
Tabel 2.8 Keelektronegatifan
unsur-unsur utama
IA
|
IIA
|
IIIA
|
IVA
|
VA
|
VIA
|
VIIA
|
H(2,2)
|
Be (1,57)
|
B (2,04)
|
C(2,55)
|
N(3,04)
|
O(3,44)
|
F (3,98)
|
Li (0,98)
|
Mg(1,31)
|
Al(1,61)
|
Si (1,90)
|
P(2,19)
|
S(2,58)
|
Cl(3,16)
|
Na (0,93)
|
Ca (1,00)
|
Ga(1,81)
|
Ge(2,01)
|
As(2,18)
|
Se(2,55)
|
Br(2,96)
|
K (0,82)
|
Sr (0,95)
|
In (1,78)
|
Sn(1,96)
|
Sb(2,05)
|
Te(2,10)
|
I(2,66)
|
Rb (0,82)
|
Ba (0,89)
|
TI(2,04)
|
Pb(2,33)
|
Bi (2,02)
|
Po (2,0)
|
At (2,2)
|
Makin Kecil Makin Besar
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari paparan makalah diatas maka ada beberapa
hal yang dapat dijadikan kesimpulan :
1. Pengelompokkan unsur-unsur disebut
juga sistem periodik Unsur-unsur didasarkan atas adanya kemiripan
sifat-sifatnya
2. Pengelompokkan system periodik
mengalami perkembangan dari mulai pengelompokkan unsur berdasarkansistem
lavoisier, Triad Dobreiner Newlands, Mendeleev dan sistem periodik modern yang
kita gunakan sampai sekarang.
3. System Lavoisier terdiri dari dua
unsure yaitu unsure logam ( unsur yang dapat menghantarkan listrik dan panas),
dan Unsur non logam ( unsur yang tak dapat menghantarkan arus listik dan
panas),
4. System triad dari Johan Wolfgang
Dobereiner (1826) Hukum Triade Dobereiner mengungkapakan “ bahwa atom (Ar)
unsur ke dua (yang) dalam triade merupakan harga rata – rata dari unsur pertama
dan ketiga”.
5. Hukum Oktaf Newlands (1864) dalam
hukum ini unsur – unsur di susun berdasarkan urutan kenaikan massa atom relatif
di mana unsur ke delapan mempunyai sifat yang sama dengan unsur pertama, unsur
kedua mempunyai sifat yang mirip dengan unsur kesembilan, demikian seterusnya.
Sifat dari unsur – unsur tersebut akan berulang pada tiap unsur kedelapan.
Berdasarkan hukum ini, unsur F, dan Cl mempunyai kemiripan sifat. Demikian
halnya dengan unsure Li, Na, dan K, demikian pula unsur-unsur lainnya
6. Hukum Mendeleev (1871) bahwa
pengulangan sifat – sifat unsur sesuai dengan pengulangan not lagu (oktaf),
artinya unsur kesatu memiliki sifat yang sama dengan unsure kedelapan, unsur
kedua memiliki sifat yang sama dengan unsur kesembilan, dan seterusnya.
Keteraturan yang ditemukan Newlands ini terkenal dengan sebutan Hukum Oktaf
Newlands.
7. Konfigurasi elektron adalah
pengisian atau penyebaran elektron – elektron pada kulit – kulit atom.
8. Sifat – sifat unsur yang berubah
secara teratur di sebut sifat periodik unsur – unsur terdiri dari:
Jari – jari atom, Potensial ionisasi, Aifnitas elektron,dan Keelektronegatifan.
13
Tidak ada komentar:
Posting Komentar