BAB II
PEMBAHASAN
2.1Kelenjar
Pencernaan
Pencernaan makanan di dalam saluran
pencernaan dibantu dengan enzim. Enzim pencernaan dihasilkan oleh kelenjar
pencernaan. Macam kelenjar pencernaan pada manusia diantaranya :
- kelenjar ludah (parotis),
- kelenjar lambung,
- kelenjar pankreas dan hati.
2.1.1
Kelenjar ludah (parotis)
Kelenjar ludah terdapat di bawah
lidah, di rahang bawah sebelah kanan dan kiri serta di bawah telinga sebelah
kanan dan kiri faring. Kelenjar ludah menghasilkan air ludah (saliva).
Saliva keluar dipengaruhi oleh kondisi psikhis yang membayangkan makanan
tertentu serta refleks karena adanya makanan yang masuk ke
dalam mulut. Saliva mengandung enzim ptialin atau
amilase ludah.
2
Kelenjar liur atau kelenjar ludah pada
mamalia adalah kelenjar eksokrin, yaitu kelenjar yang mempunyai saluran
sendiri, yang memproduksi air liur. Kelenjar ini juga menyekresi amilase, enzim
yang memecah karbohidrat menjadi maltosa. Pada organisme lain seperti serangga,
kelenjar ini sering digunakan untuk memproduksi protein yang penting secara
biologis, seperti sutra atau lem. Kelenjar liur lalat mengandung kromosom
politenol yang berguna dalam riset genetik.
Kelenjar ini pada manusia terdapat di bawah lidah. Produksi air ludah dapat terganggu apabila
terjadi dehidrasi, panas dalam, atau
disebabkan oleh suatu penyakit.
Kelenjar Submandibula
Kelenjar
Submandibula adalah sepasang kelenjar yang terletak di rahang bawah, di atas
otot digatrik. Produksi sekresinya adalah campuran serous dan mukous dan masuk
ke mulut melalui duktus Wharton. Walaupun lebih kecil daripada kelenjar
parotis, sekitar 70% saliva di kavum oral diproduksi oleh kelenjar ini.
Kelenjar Sublingua
Kelenjar
Sublingua adalah sepasang kelenjar yang terletak di bawah lidah di dekat
kelenjar submandibula. Sekitar 5% air liur yang masuk ke kavum oral keluar dari
kelenjar ini.
Kelenjar
Liur Minor
Terdapat
lebih dari 600 kelenjar liur minor yang terletak di kacum oral di dalam lamina
propria mukosa oral. Diameternya 1-2mm. Kelenjar ini biasanya merupakan
sejumlah asinus yang terhubung dalam lobulus kecil. Kelenjar liur minor mungkin
mempunyai saluran ekskresi bersama dengan kelenjar minor yang lain, atau
mungkin juga mempunyai saluran sendiri. Secara alami, sekresi utamanya adalah
mukous (kecuali Kelenjar Von Ebner) dan mempunyai banyak fungsi, seperti
membasahi kavum oral dengan saliva. Masalah gigi biasanya berhubungan dengan
kelenjar liur minor.
Kelenjar Von
Ebner terletak di papilla sirkumvalata lidah. Kelenjar ini mensekresikan cairan
serous yang memulai hidrolisis lipid. Kelenjar ini adalah komponen esensial
indra perasa.
3
2.1.2.
Kelenjar lambung
Lambung memiliki kelenjar yang
menghasilkan enzim pepsin, enzim renin dan asam
khlorida (HCl). Enzim pepsin berasal dari pepsinogen yang diaktifkan oleh
asam lambung. Sekresi atau pengeluaran asam lambung dipengaruhi oleh refleks jika
ada makanan yang masuk ke dalam lambung, serta dipengaruhi oleh hormon
gastrin yang dikeluarkan oleh dinding lambung. Produksi asam lambung
yang berlebih dapat membuat radang pada dinding lambung.
2.1.3. Hati
Hati (bahasa Yunani: ἡπαρ, hēpar)
merupakan kelenjar terbesar
di dalam tubuh, terletak
dalam rongga perut sebelah
kanan, tepatnya di bawah diafragma.
Berdasarkan fungsinya, hati juga termasuk sebagai alat ekskresi. Hal ini
dikarenakan hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa
senyawa yang bersifat racun dan
menghasilkan amonia, urea, dan asam urat dengan
memanfaatkan nitrogen dari asam amino. Proses
pemecahan senyawa racun oleh hati disebut proses detoksifikasi.
Lobus hati terbentuk dari sel parenkimal dan sel non-parenkimal. Sel parenkimal pada hati
disebut hepatosit, menempati
sekitar 80% volume hati
dan melakukan berbagai fungsi utama hati. 40% sel hati terdapat pada lobus
sinusoidal. Hepatosit merupakan sel endodermal
4
yang
terstimulasi oleh jaringan mesenkimal
secara terus-menerus pada saatembrio hingga berkembang menjadi sel
parenkimal. Selama masa tersebut, terjadi peningkatan transkripsi mRNA albumin sebagai
stimulan proliferasi dan diferensiasi sel endodermal menjadi hepatosit
Fungsi hati
Berbagai
jenis tugas yang dijalankan oleh hati, dilakukan oleh hepatosit. Hingga saat
ini belum ditemukan organ lain atau organ buatan atau peralatan yang mampu
menggantikan semua fungsi hati. Beberapa fungsi hati dapat digantikan dengan
proses dialisis hati, namun teknologi ini masih terus
dikembangkan untuk perawatan penderita gagal hati.
1. Empedu yang mencapai ½ liter setiap
hari. Empedu merupakan cairan kehijauan dan terasa pahit, berasal dari hemoglobin sel darah merah yang
telah tua, yang kemudian disimpan di dalam kantong empedu atau diekskresi
ke duodenum. Empedu
mengandung kolesterol, garam mineral, garam
empedu, pigmen bilirubin, dan biliverdin. Sekresi empedu
berguna untuk mencernalemak, mengaktifkan lipase, membantu daya absorpsi lemak di
usus, dan mengubah zat yang tidak larut dalam air menjadi zat yang larut dalam
air. Apabila saluran empedu di
hati tersumbat, empedu masuk ke peredaran darah sehingga kulit penderita
menjadi kekuningan. Orang yang demikian dikatakan menderita penyakit kuning.
·
insulin-like growth factor 1 (IGF-1),
sebuah protein polipeptida
yang berperan penting dalam pertumbuhan tubuh dalam masa kanak-kanak dan tetap
memiliki efek anabolik pada orang dewasa.
5
·
enzim arginase yang
mengubah arginina menjadi ornitina dan urea. Ornitina yang terbentuk dapat
mengikat NH³ dan CO² yang bersifat racun.
·
trombopoietin,
sebuah hormon glikoprotein yang
mengendalikan produksi keping darah oleh sumsum tulang belakang.
·
Pada triwulan awal pertumbuhan janin, hati merupakan organ utama
sintesis sel darah merah, hingga mencapai sekitar sumsum tulang belakang mampu
mengambil alih tugas ini.
·
angiotensinogen,
sebuah hormon yang
berperan untuk meningkatkan tekanan darah ketika
diaktivasi oleh renin,
sebuah enzim yang
disekresi oleh ginjal saat
ditengarai kurangnya tekanan darah oleh juxtaglomerular apparatus.
Selain
melakukan proses glikolisis dan siklus asam sitrat seperti sel pada umumnya, hati juga berperan
dalam metabolisme karbohidrat yang lain:
·
Glukoneogenesis, sintesis glukosa dari
beberapa substrat asam amino, asam laktat, asam lemak non ester dan gliserol. Padamanusia dan
beberapa jenis mamalia, proses ini
tidak dapat mengkonversi gliserol menjadi glukosa. Lintasan dipercepat olehhormon insulin seiring
dengan hormon tri-iodotironina melalui
pertambahan laju siklus Cori
·
Glikogenolisis,
lintasan katabolisme glikogen menjadi glukosa untuk
kemudian dilepaskan ke darah sebagai respon meningkatnya kebutuhan energi oleh
tubuh. Hormon glukagon merupakan
stimulator utama kedua lintasan glikogenolisis dan glukoneogenesis
menghindarikan tubuh dari simtoma hipoglisemia. Pada model
tikus, defisiensi glukagon akan menghambat kedua lintasan ini, namun
meningkatkan toleransi glukosa. Lintasan ini, bersama dengan
lintasan glukoneogenesis pada saluran pencernaandikendalikan oleh kelenjar hipotalamus.
dan pada
lintasan katabolisme:
6
Hati juga
mencadangkan beberapa substansi, selain glikogen:
2.1.4. Kelenjar pankreas
Kelenjar
pankreas terletak di rongga perut di dekat lambung. Pankreas menghasilkan enzim
pencernaan yang dialirkan menuju duodenum, yaitu:enzim amilase,
enzim tripsinogen, enzim lipase dan NaHCO3. Sekresi enzim dari pankreas
dipengaruhi oleh hormon sekretin. Hormonsekretin dihasilkan
oleh duodenum pada saat makanan masuk duodenum (usus
dua belas jari).
Pankreas memiliki kelenjar endokrin dan eksokrin. Bagian yang predominan adalah kelenjar eksokrin, yang terdiri atas kelompok-kelompok sel sekretorik seperti anggur yang membentuk kantung-kantung (asinus). Kelenjar endokrinnya terdiri atas pulau-pulau Langerhans yang tersebar di seluruh pankreas.
Kelenjar
eksokrin pankreas mensekresikan:
1.
Enzim pankreas, oleh sel-sel asinus.
Enzim proteolitik: tripsinogen,
kimotripsinogen, dan prokarboksipeptidase.
Tripsinogen
Merupakan
bentuk inaktif yang ketika disekresikan ke lumen duodenum akan diaktifkan oleh
enterokinase di usus halus menjadi tripsin. Tripsin kemudian mengubah
kemotripsinogen dan
7
prokarboksipeptidase
menjadi kimotripsin dan karboksipeptidase. Tiap-tiap enzim proteolitik
tersebut
menyerang ikatan
peptida yang berbeda. Produk akhir yang dihasilkan adalah campuran asam amino
dan rantai peptida pendek.
Amilase pankreas
Mengubah
polisakarida menjadi disakarida maltosa. Amilase disekresikan dalam bentuk aktif
karena tidak membahayakan sel-sel sekretorik.
Lipase pankreas
Lipase
menghidrolisis trigliserida menjadi monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu
satuan lemak yang dapat diabsorbsi. Defisiensi enzim pankreas menyebabkan
maldigesti lemak yang serius, sehingga dapat menimbulkan steatorea (kelebihan
lemak pada feses).
2. Alkali encer, oleh sel-sel duktus yang melapisi duktus pankreatikus.
Cairan
alkalis ini kaya akan NaHCO3. Fungsinya untuk menetralkan kimus yang asam dari
lambung, karena enzim-enzim pankreas bekerja dengan baik pada pH netral atau
sedikit basa.
Regulasi
Selama fase sefalik pencernaan, terjadi sekresi pankreas dalam jumlah kecil, yang diinduksi oleh sistem parasimpatis, disertai peningkatan lebih lanjut selama fase lambung sebagai respon terhadap gastrin. Namun, stimulasi utama untuk sekresi pankreas terjadi selama fase usus, yang diregulasi oleh hormon sekretin dan kolesistokinin.
Regulasi
Selama fase sefalik pencernaan, terjadi sekresi pankreas dalam jumlah kecil, yang diinduksi oleh sistem parasimpatis, disertai peningkatan lebih lanjut selama fase lambung sebagai respon terhadap gastrin. Namun, stimulasi utama untuk sekresi pankreas terjadi selama fase usus, yang diregulasi oleh hormon sekretin dan kolesistokinin.
Sekretin§
Sekretin disekresikan terutama bila ada stimulus asam di duodenum. Sekretin diangkut dalam darah ke pankreas dan bekerja meningkatkan sekresi cairan alkali ke duodenum. Jumlah sekretin yang dikeluarkan setara dengan jumlah asam yang masuk ke duodenum.
8
Kolesistokinin (CCK)§
Disekresikan
terutama bila ada stimulus berupa lemak dan protein. CCK akan menstimulasi
pankreas untuk meningkatkan sekresi enzim-enzim pankreas. Ketiga jenis enzim
pankreas terkemas bersama-sama dalam granula zimogen, sehingga semua enzim
pankreas dibebaskan jika granula tersebut mengalami eksositosis.
Sekresi
Empedu
Sistem
empedu mencakup hati, kandung empedu, dan duktus-duktus terkait.
Garam Empedu
Garam Empedu
Garam
empedu adalah turunan kolesterol. Setelah ikut serta dalam pencernaan lemak,
sebagian besar garam empedu direabsorbsi ke dalam darah oleh mekanisme
transport aktif khusus yang terdapat di ileum terminal. Setelah itu, garam
empedu dikembalikan melalui sistem porta hepatika ke hati, lalu disekresikan ke
dalam empedu. Daur ulang garam empedu (dan sebagian komponen empedu yang lain)
antara usus halus dan hati ini disebut sirkulasi enterohepatik.
Garam empedu membantu pencernaan dan penyerapan lemak melalui efek deterjen dan pembentukan misel. Efek deterjen mengacu pada kemampuan garam empedu mengubah globulus-globulus lemak berukuran besar menjadi emulsi lemak, yang terdiri dari banyak butir lemak kecil yang terbenam di dalam cairan kimus. Dengan demikian, luas permukaan untuk aktivitas lipase menjadi lebih besar sehingga pencernaan lemak jadi lebih cepat. Fungsi ini dapat dilakukan karena garam empedu terdiri atas bagian yang larut lemak dan larut air. Bagian yang larut air akan mencegah droplet-droplet lemak kecil kembali menyatu menjadi globulus lemak yang besar. Lipase tidak dapat langsung berikatan dengan permukaan garam empedu, sehingga harus dibantu oleh collipase yang dihasilkan di pankreas.
Garam empedu bersama kolesterol dan lesitin berperan penting untuk penyerapan lemak melalui pembentukan misel. Lesitin memiliki bagian yang larut lemak dan larut air, sementara kolesterol hampir tidak dapat larut dalam air. Dalam suatu misel, garam empedu
Garam empedu membantu pencernaan dan penyerapan lemak melalui efek deterjen dan pembentukan misel. Efek deterjen mengacu pada kemampuan garam empedu mengubah globulus-globulus lemak berukuran besar menjadi emulsi lemak, yang terdiri dari banyak butir lemak kecil yang terbenam di dalam cairan kimus. Dengan demikian, luas permukaan untuk aktivitas lipase menjadi lebih besar sehingga pencernaan lemak jadi lebih cepat. Fungsi ini dapat dilakukan karena garam empedu terdiri atas bagian yang larut lemak dan larut air. Bagian yang larut air akan mencegah droplet-droplet lemak kecil kembali menyatu menjadi globulus lemak yang besar. Lipase tidak dapat langsung berikatan dengan permukaan garam empedu, sehingga harus dibantu oleh collipase yang dihasilkan di pankreas.
Garam empedu bersama kolesterol dan lesitin berperan penting untuk penyerapan lemak melalui pembentukan misel. Lesitin memiliki bagian yang larut lemak dan larut air, sementara kolesterol hampir tidak dapat larut dalam air. Dalam suatu misel, garam empedu
9
dan
lesitin menggumpal dalam kelompok-kelompok kecil dengan bagian larut lemak
berkumpul di tengah membentuk inti hidrofobik, sedangkan bagian larut air
membentuk selaput hidrofilik di bagian luar. Misel meupakan vehikulum yang
praktis untuk mengangkut bahan-bahan yang tidak larut air di dalam lumen yang
banyak mengandung air. Bahan yang diangkut dengan misel berupa produk
pencernaan lemak dan vitamin-vitamin larut lemak. Jika tidak menumpang di misel
ini, nutrient-nutrien tersebut akan terapung di permukaan kimus (seperti minyak
terapung di atas air).
Sekresi
empedu dapat ditingkatkan melalui 3 mekanisme:
1.
Mekanisme kimiawi (garam empedu). Koleretik adalah bahan yang meningkatkan
sekresi empedu. Koleretik terkuat adalah garam empedu. Selama makan (sewaktu
garam empedu sedang dipakai) sekresi empedu ditingkatkan.
2.
Mekanisme hormonal (sekretin). Sekretin merangsang sekresi empedu alkalis encer
tanpa disertai peningkatan garam empedu.
3.
Mekanisme saraf (nervus vagus). Stimulasi nervus vagus hati hanya sedikit
meningkatkan sekresi empedu selama fase sefalik pencernaan.
Bilirubin
Bilirubin adalah komponen utama empedu, tetapi tidak berperan dalam proses pencernaan. Bilirubin adalah pigmen empedu utama yang berasal dari penguraian bagian heme (mengandung besi) dari hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah. Bilirubin diekstraksi dari darah oleh hepatosit dan secara aktif diekskresikan ke dalam empedu. Warna bilirubin yang kuning akan dimodifikasi oleh bakteri di usus besar sehingga menjadi warna kecoklatan pada feses. Sejumlah kecil bilirubin direabsorbsi ke dalam darah dan dikeluarkan melalui urin, sehingga urin berwarna kuning.
Bilirubin adalah komponen utama empedu, tetapi tidak berperan dalam proses pencernaan. Bilirubin adalah pigmen empedu utama yang berasal dari penguraian bagian heme (mengandung besi) dari hemoglobin yang terkandung dalam sel darah merah. Bilirubin diekstraksi dari darah oleh hepatosit dan secara aktif diekskresikan ke dalam empedu. Warna bilirubin yang kuning akan dimodifikasi oleh bakteri di usus besar sehingga menjadi warna kecoklatan pada feses. Sejumlah kecil bilirubin direabsorbsi ke dalam darah dan dikeluarkan melalui urin, sehingga urin berwarna kuning.
Penimbunan
bilirubin di tubuh menyebabkan ikterus (jaundice). Ikterus dapat ditimbulkan
oleh 3 mekanisme: disebabkan oleh penguraian (hemolisis) berlebihan sel darah
merah, sehingga hati menerima lebih banyak bilirubin.
à1.
Ikterus prahepatik (hemolitik)
terjadi jika hati sakit dan tidak mampu
menangani beban normal bilirubin
10
à2.
Ikterus hepatik
terjadi jika duktus biliaris tersumbat
(misalnya oleh batu
à3.
Ikterus pascahepatik (obstruktif)
5. Kelenjar
di usus halus
Kelenjar
pada usus halus menghasilkan enzim enterokinase, enzim erepsin (peptidase),
enzimmaltase, enzim sukrase, enzim laktase dan enzim
nuklease serta lipase. Pengeluaran enzim-enzim ini
dipengaruhi oleh hormon enterokrinin yang dihasilkan oleh duodenum.
11
Daftar
Isi
Halaman
Kata
Pengantar i
Daftar
Isi ii
Bab
I Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang 1
1.2 Rumusan
Permasalahan 1
1.3 Tujuan 1
Bab II Pembahasan
1.1 Kelenjar
Ludah 2
1.2 Kelenjar
Lambung 3
1.3 Hati 3
1.4 Kelenjar
Pankreas 6
1.5 Kelenjar
Usus Halus 8
Bab
III Penutup
Kesimpulan 9
Daftar
Pustaka 10
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Kelenjar adalah
organ tubuh yang mensintesa suatu zat untuk dikeluarkan, misalnya hormon untuk
sekresi kedalam aliran darah atau keruang-ruang didalam tubuh maupun permukaan
luar tubuh.
Proses
pencernaan merupakan suatu proses yang melibatkan organ-organ pencernaan dan
kelenjar-kelenjar pencernaan. Antara proses dan organ-organ serta kelenjarnya
merupakan kesatuan sistem pencernaan. Sistem pencernaan berfungsi memecah
bahan-bahan makanan menjadi sari-sari makanan yang siap diserap didalam tubuh.
1.2 Rumusan Permasalahan
1. Apa-apa
saja kelenjar kelnjar didalam sistem pencernaan?
2. Apa
fungsi dari masing-masing kelenjar pencernaan?
1.3 Tujuan
2. Mengetahui
apa-apa saja kelenjar pencernaan.
3. Mengetahui
fungsi dari kelnjar pencernaan.
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena dengan rahmat dan karunia-Nya saya masih
diberi kesempatan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah struktur perkembangan
hewan ini.
Adapun makalah yang sederhana ini membahas tentang “Kelenjar pencernaan
pada manusia” makalah ini saya susun
agar pembaca khususnya pembaca maupun penulis dapat memperluas ilmu tentang
sistem dan proses pencernaan pada manusia dan hewan.
Tidak lupa juga saya ucapkan terima
kasih yang tulus kepada Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Sc selaku dosen
pembimbing mata kuliah struktur perkembangan hewan yang telah membimbing kami
agar dapat mengerti tentang bagaimana cara menyusun makalah Ini.
Semoga makalah kami dapat bermanfaat
bagi para mahasiswa, pelajar, khususnya pada diri saya sendiri dan semua yang
membaca makalah kami ini dan mudah-mudahan juga dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca .
Demi
perbaikan makalah ini, maka kami membutuhkan saran dan kritik demi menjadikan
makalah ini ke arah yang lebih baik.
Medan,
27 November 2012
Penulis
i
Tidak ada komentar:
Posting Komentar