Senin, 15 September 2014

PENGARUH EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia) TERHADAP HISTOLOGI DAN FUNGSIONAL LAMBUNG MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI ASPIRIN

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH EKSTRAK DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia) TERHADAP HISTOLOGI DAN FUNGSIONAL LAMBUNG MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI ASPIRIN





Diajukan untuk Seminar Proposal Penelitian


Oleh :
Nama                         : Yuli Hardiyanti
NIM                           : 4122220013
Program Studi           : Biologi
Jurusan                       : Biologi



JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014



DAFTAR ISI
Daftar Isi                                                                                                            ii
Daftar Gambar                                                                                                 iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang                                                                                      1
1.2 Batasan Masalah                                                                                    1
1.3 Rumusan Masalah                                                                                  2
1.4 Tujuan Penelitian                                                                                   2
1.5 Manfaat Penulisan                                                                                 2
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Binahong (Anredera cordifolia)                                                             3
2.2 Khasiat Binahong                                                                                  4
2.3 Lambung                                                                                                5
2.4 Histologi Mukosa Lambung                                                                  5
2.5 Aspirin                                                                                                   6
Bab III Metode Penulisan
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian                                                                 7
3.2 Populasi dan Sampel                                                                              7
3.3 Alat dan Bahan Penelitian                                                                     7
3.4 Rancangan Penelitian                                                                            7
3.5 Prosedur Kerja
     3.5.1 Perlakuan Maag dengan induksi Aspirin                                       9
     3.5.2 Pembuatan Ekstrak                                                                        9
3.5.3 Pengukuran Hasil                                                                           9
3.6 Teknik Analisis Data                                                                             10
Daftar Pustaka                                                                                                  12




DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Morfologi Daun Binahong (Anredera cordifolia)                            3
Gambar 2.2 Morfologi Lambung Normal dan Terinfeksi Maag                         6




























BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Penyakit lambung, sering disebut juga sakit maag adalah yang diakibatkan oleh kelebihan asam lambung, Gejala khas sakit pada lambung adalah rasa panas di dada, rasa tidak nyaman waktu menelan, dan rasa sakit waktu menelan. Penyebab penyakit pada lambung adalah zat yang dapat menginhibisi sekresi asam lambung. Misalnya zat kimia Histamin dan Anti Inflamasi non steroid.. Sering terlambat makan, kebiasaan minum obat yang bersifat asam saat perut kosong, minum minuman beralkohol, dan mengisap rokok berlebihan menyebabkan asam lambung meningkat.
            Adapun salah satu hal yang membahayakan kesehatan masyarakat adalah beredarnya aspirin, yang mana obat ini tergolong dalam kelompok salisilat dan merupakan salah satu jenis dari non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs) (Detty.2007). Aspirin secara luas digunakan untuk mengobati rasa sakit dan nyeri seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, nyeri sendi pada arthritis, dan juga dapat digunakan untuk menurunkan demam. Selain memiliki efek terapi, aspirin menyebabkan pengelupasan sel epitel permukaan dan mengurangi sekresi mukus yang merupakan barier protektif terhadap serangan asam. Pada dosis biasa, efek aspirin yang paling berbahaya adalah gangguan berupa iritasi mukosa lambung (Dindarti. 2007).
            Untuk itu, penulis memberikan alternatif dalam pengobatan penyakit lambung atau yang sering disebut maag adalah dengan memanfaatkan Daun Binahong (Anredera cordifolia). Menurut Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri (2009), di Vietnam tanaman ini digunakan sebagai makanan wajib untuk masyarakat Vietnam. Tumbuhan ini dikenal memiliki khasiat penyembuhan yang luar biasa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (2011), menyatakan bahwa kemampuan tanaman binahong dalam menyembuhkan berbagai penyakit, tidak terlepas dari peran aktif yang terkandung didalamnya, dimana mengandung metabolit sekunder berupa flavonoid, alkaloid dan saponin. Hasil uji Fitokimia ekstrak etil asetat daun Binahong ditemukan senyawa polifenol, alkaloid dan flavonoid (Mufid. 2010). Kandungan utama pada tanaman binahong adalah flavonoid berupa senyawa fenol, yang berfungsi sebagai antioksidan dan melindungi mukus.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia) terhadap histologi lambung mencit (Mus musculus) yang diinduksi Aspirin.

1.2 Batasan Masalah
            Penelitian ini dibatasi pada pengaruh ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia) terhadap berat badan mencit, histologis lambung pada mencit (Mus musculus).

1.3 Rumusan Masalah
            Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia) dengan konsentrasi 100%, 75%, 50% dan 25% serta perlakuan kontrol terhadap berat badan mencit, hitologis lambung pada mencit?

1.4 Tujuan Penulisan
            Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan mengevaluasi kemungkinan terjadinya kelainan atau perubahan berat badan mencit, histologis lambung setelah diberikan ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia) yang diinduksi Aspirin.

1.5 Manfaat Penulisan
            Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :
1.      Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang biologi serta terapannya.
2.      Sebagai sumber informasi mengenai pengaruh ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia) terhadap histologi lambung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Binahong (Anredera cordifolia)
Binahong (Anredera cordifolia) adalah tanaman obat potensial yang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit. Tanaman ini berasal dari Cina dengan nama asalnya adalah Dheng Shan Chi. Di Indonesia tanaman ini belum banyak dikenal. Tanaman ini sebenarnya berasal dari Cina dan menyebar ke Asia Tenggara. Di Indonesia tanaman ini sering digunakan sebagai hiasan gapura yang melingkar di atas jalan taman. Namun tanaman ini belum banyak dikenal dalam masyarakat Indonesia (Towaha.2011)
Bentuk dan ciri-ciri tanaman binahong, tanaman yang berupa tumbuhan menjalar, panjangnya bisa mencapai lebih dari 10 m. Akar berbentuk rimpang, berdaging lunak. Batang lunak, silindris, saling membelit, berwarna kemerahan, bagian dalam solid, permukaan halus. Daun keluar dari setiap buku pada batang, berdaun tunggal, bertangkai sangat pendek, tersusun berseling, berwarna hijau, bentuk jantung.
Kingdom         : Plantae
Divisi               : Magnoliophyta
Kelas               : Magnolipsida
Ordo                : Caryophyllales
Family             : Basellaceae
Genus              : Anredera
Species            : Anredera cordifolia (Tenore) Steenis
 






Gambar 2.1 Morfologi Daun Binahong (Anredera cordifolia)
2.2 Khasiat Binahong (Anredera cordifolia)
            Manfaat tanaman ini sangat besar dalam dunia pengobatan. Dalam pengobatan, bagian tanaman yang digunakan berasal dari batang, daun, dan umbi yang menempel pada ketiak daun. Spesialis gizi Bambang Wirjatmadi, menyatakan bahwa ada litetarur yang menunjukkan bahwa ada literatur yang menunjukkan bahwa tikus yang disuntik ekstrak binahong mempunyai daya tahan tubuh yang bagus. Hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya agresivitas tikus yang energik serta tidak mudah sakit jika dibandingkan dengan tikus yang tidak disuntik.
            Penelitian mengenai aktivitas daun Binahong dan kandungan metabolit sekundernya pernah dilakukan, bahwa terdapat aktivitas antioksidan, asam askorbat dan fenol yang cukup tinggi. Kandungan asam askorbat dapat meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, dan fenol berfungsi dalam pemeliharaan membrane mukosa. (Ani dkk. 2012).
Adapun kandungan senyawa dalam daun binahong berupa senyawa flavonoid, alkaloid, terpenoid dan saponin, serta dalam rimpangnya terkandung senyawa ancordin. Elin Sukandar Yulinah dkk (2011), zat aktif utama yang terdapat pada tanaman ini adalah flavanoid yang merupakan senyawa polifenol yang bermanfaat untuk melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, mengandung antiinflamasi (anti-radang), berfungsi sebagai anti-oksidan, serta pemeliharaan membran mukosa.
            Peningkatan konsentrasi perasan daun Binahong dapat lebih menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli secara in vitro (Oka dkk. 2012). Kandungan Saponin yang terdapat pada daun Binahong juga  berperan daam menurunkan kadar gula darah tikus jantan galur wistar yang diinduksi sukrosa (Indri dkk. 2013).

2.3 Lambung
Lambung adalah organ berbentuk J, terletak pada bagian superior kiri rongga abdomen dibawah diafragma. Semua bagian, kecuali sebagian kecil, terletak sebelah kiri garis tengah. Ukuran dan bentuk setiap individu bervariasi. Secara anatomi, lambung terdiri dari kardia, fundus, korpus, dan pilorus.
Fungsi lambung antara lain, penyimpanan makanan, produksi kimus, digesti protein, produksi mucus dan produksi faktor intrinsik, suatu glikoprotein yang disekresi sel parietal.
Sekresi kelenjar lambung menurut bagian-bagian histologi lambung :
a.       Kelenjar kardia hanya mensekresi mukus
b.      Kelenjar fundus-korpus terdiri dari sel utama (chief cell) mensekresi pepsinogen, Sel parietal mensekresi asam klorida (HCl) dan faktor intrinsik, serta sel leher mukosa mensekresi mukus.
c.       Kelenjar pilorus di antrum pilorus mensekresi mukus dan gastrin.

2.4 Histologi Mukosa Lambung
Lambung terdiri dari beberapa lapisan dari sebelah dalam yaitu tunika mukosa, submukosa, tunika muscularis, dan tunika serosa.
Tunika mukosa pada pembagian lain terdiri dari 2 bagian yaitu bagian foveolar superfisial dan bagian kelenjar, yang lebih dalam. Bagian foveolar secara keseluruhan relatif seragam, meliputi sel-sel epitel permukaan yang juga melapisi lubang-lubang yang menuju ke dalam lekukan berbentuk corong yang disebut sumuran gaster. Sel-sel epitel permukaan merupakan epitel kolumner simpleks non goblet mensekresi lendir dan bersama-sama membentuk selubung sekretorik. Pada epitel bagian pilorus melanjutkan diri ke epitel kolumner simpleks duodenum. Bagian kelenjar yang lebih dalam menunjukkan perbedaan besar dalam hal ketebalan dan dan kelenjar penyusun pada bagian lambung yang berbeda.
Tunica submukosa tersusun atas jaringan alveolar longgar yang menghubungkan lapisan mukosa dan lapisan muskularis. Jaringan ini memungkinkan mukosa bergerak dengan gerakan peristaltik. Pada lapisan ini banyak mengandung pleksus saraf, pembuluh darah, dan saluran limfe
Tunika muskularis mukosa terdiri atas lapisan sirkuler sebelah dalam dan lapisan longitudinal sebelah luar, karena lapisan tersebut saling bertautan maka mungkin ada 3 atau 4 lapisan.
Tunika serosa merupakan lapisan tipis jaringan ikat yang menutupi lapisan muskularis. Merupakan lapisan paling luar yang merupakan bagian dari peritonium visceralis. Jaringan ikat yang menutupi peritoneum visceralis banyak mengandung sel lemak.

Iritasi lambung adalah kehilangan integritas yang karakteristik dari mukosa lambung yang terbatas pada mukosa dan meluas di bawah muskularis mukosa.
Gambar 2.2 Struktur Morfologi Lambung Terinfeksi Maag.

2.5 Aspirin
Aspirin merupakan salah satu senyawa yang secara luas digunakan, aspirin digunakan sebagai obat analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi yang sangat luas digunakan. Efek samping utama aspirin adalah gangguan pada lambung. Aspirin adalah suatu asam sehingga pada pH  lambung tidak terlarut sempurna dan partikel aspirin dapat berkontak langsung dengan mukosa lambung. Gejala yang timbul akibat perusakan sel mukosa lambung oleh pemberian aspirin adalah nyeri mual dan muntah. Aspirin menyebabkan pengelupasan sel epitel permukaan dan mengurangi sekresi mukus (Dindarti.2007).
            Dahulu aspirin banyak digunakan pada terapi inflamasi sendi. Namun lebih dari 50% pasien tidak dapat mentoleransi efek sampingnya (mual, muntah, nyeri epigastrium, tinitus), karena aspirin dapat mengiritasi lambung dan menghambat pertahanan lambung (Qatrunnada. 2008).



BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
            Penelitian ini akan dilaksanakan selama kurun waktu Maret 2014 sampai dengan Mei 2014 di Laboratorium Biologi dan Ruang Hewan Laboratorium Kimia dan Balai Veteriner Medan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan (Unimed). Hewan uji Mencit (Mus musculus) dipelihara dan diberi perlakuan di ruang hewan Laboratorium Kimia. Pengamatan pasca perlakuan dilakukan di Laboratorium Biologi Unimed dan Laboratorium Patologi Balai Veteriner Medan.

3.2 Populasi dan Sampel
            Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah Mencit (Mus musculus) jantan dan betina. Untuk keperluan penelitian diambil sampel sebanyak 25 ekor dengan umur 8 minggu dengan rincian 5 ekor normal, 20 ekor yang terinfeksi maag dengan perlakuan ekstrak. Dari 20 ekor yang diberi ekstrak, akan dibagi lagi untuk 4 perlakuan khusus yakni 5 ekor untuk ekstrak 100%, 5 ekor untuk ekstrak 75%, 5 ekor untuk ekstrak 50% dan 5 ekor untuk eksrak 25%.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian
            Beberapa alat yang akan digunakan dalam penelitian adalah kandang hewan percobaan, timbangan, sonde lambung, alat bedah hewan percobaan (scalpel, pinset, jarum, bak parafin), alat untuk pembuatan preparat histology, mikroskop cahaya, gelas ukur, mortar, gelas kimia.
            Bahan yang akan digunakan dalam penelitian adalah makanan hewan percobaan, ekstrak binahong (Anredera cordifolia), aquades, aspirin.

3.4 Rancangan Penelitian
            Rancangan penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) Satu Faktor yaitu : Faktor pengaruh ekstrak daun Binahong


Dengan banyaknya sampel yang digunakan tiap perlakuan adalah
(t – 1) (r – 1) ≥ 15
Keterangan :
t = banyaknya kelompok
r = besar sampel tiap kelompok
            (t – 1) (r – 1)  ≥ 15
            (5 – 1) (r – 1) ≥ 15
                 4 (r – 1)     ≥ 15
                        4r – 4 ≥ 15
                              4r ≥ 15 + 4
                              4r ≥ 19
                                r ≥ 4,75
Dengan demikian, setiap kelompok minimal harus terdapat 4,75 sampel. Peneliti memilih menggunakan 5 sampel pada tiap kelompok.



Bandingkan (Mikrokopis)

HK
HP1
HP2
HP3
HP4



X

K
P1
P2
P3
P4
 






Keterangan :
K         : Kelompok kontrol yang diberi 3 ml aquades.
P1            : Kelompok perlakuan 1 dengan pemberian 3 ml ekstrak Binahong 100%
P2            : Kelompok perlakuan 2 dengan pemberian 3 ml ekstrak Binahong 75%
P3            : Kelompok perlakuan 3 dengan pemberian 3 ml ekstrak Binahong 50%
P4            : Kelompok perlakuan 4 dengan pemberian 3 ml ekstrak Binahong 25%
HK      : Pengamatan lambung mencit secara mikroskopis pada kelompok kontrol.
HP1       : Pengamatan lambung mencit secara mikroskopis pada kelompok perlakuan 1
HP2       : Pengamatan lambung mencit secara mikroskopis pada kelompok perlakuan 2
HP3       : Pengamatan lambung mencit secara mikroskopis pada kelompok perlakuan 3
HP4       : Pengamatan lambung mencit secara mikroskopis pada kelompok perlakuan 4

3.5 Prosedur Kerja
3.5.1 Pelakuaan Maag dengan Diinduksi Aspirin
            Dosis toksik aspirin pada manusia adalah 600 mg/kg BB tikus. Dosis toksik aspirin untuk tikus berdasarkan table konversi manusia dengan berat badan 200 gr dengan faktor konversi 0,14.
= 600 x 0,14
= 84 mg/kgBB mencit
= 1,68 mg/ 20 gBB mencit mg/20 gBB mencit
            Suspensi aspirin dibuat dengan cara melarutkan aspirin kedalam aquades. Untuk pemberian 0,1 ml larutan aspirin, aspirin tablet 500 mg dilarutkan kedalam aquades sebanyak :  
Maka z diperoleh hasil 29,4 ml Pelarut.
Aspirin dosis 1,7 mg/20 gBB mencit peroral (0,1ml) diberikan pada kelompok perlakuan 1,2,3,4 pada hari ke 15 – 17, 1 x sehari.

3.5.2 Pembuatan Ekstrak
Binahong (Anredera cordifolia) segar 100 gr/perlakuan ditimbang, kemudian dicuci, ditiriskan dan dikeringkan. Kemudian untuk mendapatkan ekstrak 100%, penghancuran binahong (Anredera cordifolia) dengan tanpa memasukkan air dalam penghancuran dengan mortar.
Untuk mendapatkan ekstrak 75%, maka diperlukan penambahan air sebanyak 25 ml dan 75 ml ekstrak. Kemudian untuk ekstrak 50%, maka diperlukan penambahan air sebanyak 50 ml. Untuk ekstrak 25%, diperlukan penambahan air sebanyak 75 ml.

3.5.3 Pengukuran Hasil
            Setelah diberi perlakuan selama 20 hari, semua hewan percobaan dikorbankan dengan cara dislokasi leher, kemudian organ lambung bagian curtura minor diambil untuk selanjutnya dibuat preparat lambung dengan metode blok parafin dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin (HE).. Dari tiap lambung diperoleh 3 gambaran histologis sehingga dalam satu kelompok diperoleh 15 gambaran histologis lambung.

3.6 Teknik Analisis Data
            Penelitian pengaruh ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia) terhadap histology lambung yang diinduksi aspirin, menggunakan model Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan model linear sebagai berikut :
Yij = μ + εij
Dimana;
Yij       = Hasil pengamatan pada ulangan ke-j pada perlakuan ke-i
μ          = Rata-rata umum (mean populasi)
εij        = Galat percobaan / pengaruh acak dari perlakuan ke-i ulangan ke-j

Dengan analisis ragam sebagai berikut :
1.      Faktor korelasi (FK) = (Tij)2 / (r x t)
2.      JKTotal  = T (Yij2) – FK
3.      JKPerlakuan atau Hormon  = ((TA)2 / r )  FK
4.      JK Galat = JKTotal  - JKPerlakuan

Hasil pengamatan pengaruh ekstrak akan dianalisisi menggunakan Analisis Varians (ANAVA) dengan tabel sebagai berikut :
Setelah Fhitung diperoleh, maka dilakukan uji hipotesis dengan harga signifikan 95% dan 99% atau f = 0,05 dan f = 0,01. Uji hipotesis dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a.       Jika F hit ≤ F = 0,05; menunjukkan beda tidak nyata, maka Ho diterima dan Ha ditolak pada taraf kepercayaan 95%.
b.      Jika F hit ≥ F = 0,05; menunjukkan beda nyata, maka Ha diterima dan Ho ditolak pada taraf kepercayaan 95%.
c.       Jika F hit > F = 0,01; menunjukkan beda sangat nyata, maka Ho ditolak dan Ha diterima kepercayaan 99%





















DAFTAR PUSTAKA

Darsana, Oka dkk. 2012. Potensi Daun Binahong (Anredera cordifolia (Tenore) Steenis ) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri Escherichia Coli secara In Vitro. Jurnal Indonesia Medicus Veterinus Vol 1 No : 3 ISSN 2301- 7848
Djam’an, Qatrunnada. 2008. Tesis Pengaruh Air Perasan Daun Cyclea barbata Miers (Cincai Hijau) Terhadap Konsentrasi HCl Lambung dan Gambaran Histopatologik Lambung Tikus Galur Wistar yang Diindukdi Acetylsacylic acid. Semarang :  Universitas Diponegoro
Isniaty, Detty. 2007. Artikel Karya Tulis Ilmiah Pengaruh Pemberian Aspirin Berbagai Dosis Per Oral Terhadap Kadar Ureum dan Kreatinin Serum Tikus Wistar. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Khunaifi, Mufid. 2010. Skripsi Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) Terhadao Bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa. Malang : Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Manoi, Fery, dkk. 2009. Binahong (Anredera cordifolia) sebagai Obat. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman Industri,  Vol 15 No : 1
Nuraeni, Dindarti. 2007. Artikel Karya Tulis Ilmiah Pengaruh Pemberian Aspirin Dosis Toksik Per Oral Terhadap Gambaran Histopatologi Gaster, Duodenu dan Jejunum Tikus Wistar. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Towaha, Juniaty. 2011. Zat Aktif Pada Tanaman Binahong. Majalah Semi Populer Tree. Vol 2 No : 2
Umar. Ani, dkk. 2012. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia) Terhadap Kesembuhan Luka Infeksi Staphylococcus aureus Pada Mencit. Vol 01 No : 02 ISSN 2302 – 3635.
Wirasuasty, Indri dkk. 2013. Uji Eksrak Daun Binahong (Anredera cordifolia Steen) Terhadap Kadar Gula Darah pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi Sukrosa. Jurnal Ilmiah Farmasi Vol 2 No : 1 ISSN 2302 - 2493
Yulinah Sukandar, Elin dkk. 2011. Efek Ekstrak Metanol Daun Binahong (Anredera cordifolia) Terhadap Gula Darah Pada Mencit Model Diabetes Melitus. Jurnal Medika Planta Vol 01 No : 4


Tidak ada komentar:

Posting Komentar