PENGARUH EKSTRAK
DAUN BINAHONG (Anredera cordifolia)
TERHADAP HISTOLOGI DAN FUNGSIONAL LAMBUNG MENCIT (Mus musculus) YANG DIINDUKSI ASPIRIN
Diajukan untuk Seminar Proposal
Penelitian
Oleh :
Nama : Yuli Hardiyanti
NIM :
4122220013
Program Studi :
Biologi
Jurusan :
Biologi
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2014
DAFTAR ISI
Daftar Isi ii
Daftar Gambar iii
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Batasan Masalah 1
1.3 Rumusan Masalah 2
1.4 Tujuan Penelitian 2
1.5 Manfaat Penulisan 2
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1 Binahong (Anredera
cordifolia) 3
2.2 Khasiat Binahong 4
2.3 Lambung 5
2.4 Histologi Mukosa Lambung 5
2.5 Aspirin 6
Bab III Metode Penulisan
3.1 Tempat dan
Waktu Penelitian 7
3.2 Populasi dan Sampel 7
3.3 Alat dan Bahan Penelitian 7
3.4 Rancangan Penelitian 7
3.5
Prosedur Kerja
3.5.1 Perlakuan Maag dengan induksi Aspirin 9
3.5.2 Pembuatan Ekstrak 9
3.5.3
Pengukuran Hasil 9
3.6 Teknik Analisis Data 10
Daftar
Pustaka 12
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Morfologi Daun
Binahong (Anredera cordifolia) 3
Gambar 2.2 Morfologi Lambung
Normal dan Terinfeksi Maag 6
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit lambung, sering disebut
juga sakit maag adalah yang diakibatkan oleh kelebihan asam lambung, Gejala khas
sakit pada lambung adalah rasa panas di dada, rasa tidak nyaman waktu menelan,
dan rasa sakit waktu menelan. Penyebab penyakit pada lambung adalah zat yang
dapat menginhibisi sekresi asam lambung. Misalnya zat kimia Histamin dan
Anti Inflamasi non steroid.. Sering terlambat makan, kebiasaan minum
obat yang bersifat asam saat perut kosong, minum minuman beralkohol, dan
mengisap rokok berlebihan menyebabkan asam lambung meningkat.
Adapun
salah satu hal yang membahayakan kesehatan masyarakat adalah beredarnya aspirin, yang mana obat ini tergolong
dalam kelompok salisilat dan merupakan salah satu jenis dari non-steroidal
anti-inflammatory drugs (NSAIDs)
(Detty.2007). Aspirin secara luas digunakan untuk mengobati rasa sakit
dan nyeri seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, nyeri sendi pada
arthritis, dan juga dapat digunakan untuk menurunkan demam. Selain memiliki
efek terapi, aspirin menyebabkan pengelupasan sel epitel permukaan dan
mengurangi sekresi mukus yang merupakan barier protektif terhadap serangan asam.
Pada dosis biasa, efek aspirin yang paling berbahaya adalah gangguan berupa
iritasi mukosa lambung (Dindarti. 2007).
Untuk
itu, penulis memberikan alternatif dalam pengobatan penyakit lambung atau yang
sering disebut maag adalah dengan memanfaatkan Daun Binahong (Anredera cordifolia). Menurut Warta Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Industri (2009), di Vietnam tanaman ini digunakan sebagai makanan
wajib untuk masyarakat Vietnam. Tumbuhan ini dikenal memiliki khasiat
penyembuhan yang luar biasa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pusat
Penelitian dan Pengembangan Perkebunan (2011), menyatakan bahwa kemampuan
tanaman binahong dalam menyembuhkan berbagai penyakit, tidak terlepas dari
peran aktif yang terkandung didalamnya, dimana mengandung metabolit sekunder
berupa flavonoid, alkaloid dan saponin. Hasil uji Fitokimia ekstrak etil asetat
daun Binahong ditemukan senyawa polifenol, alkaloid dan flavonoid (Mufid.
2010). Kandungan
utama pada tanaman binahong adalah flavonoid berupa senyawa fenol, yang
berfungsi sebagai antioksidan dan melindungi mukus.
Berdasarkan
uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh
ekstrak daun Binahong (Anredera
cordifolia) terhadap histologi lambung mencit (Mus musculus) yang diinduksi Aspirin.
1.2 Batasan Masalah
Penelitian
ini dibatasi pada pengaruh ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia) terhadap berat badan mencit, histologis
lambung pada mencit (Mus musculus).
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan
batasan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia) dengan konsentrasi 100%,
75%, 50% dan 25% serta perlakuan kontrol terhadap berat badan mencit, hitologis
lambung pada mencit?
1.4 Tujuan Penulisan
Berdasarkan
rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk melihat dan mengevaluasi kemungkinan terjadinya kelainan atau
perubahan berat badan mencit, histologis lambung setelah diberikan ekstrak daun
Binahong (Anredera cordifolia) yang
diinduksi Aspirin.
1.5 Manfaat Penulisan
Adapun
manfaat dari penelitian ini yaitu :
1. Menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang biologi serta terapannya.
2. Sebagai
sumber informasi mengenai pengaruh ekstrak daun Binahong (Anredera cordifolia) terhadap histologi lambung.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Binahong (Anredera
cordifolia)
Binahong (Anredera cordifolia) adalah tanaman
obat potensial yang dapat mengatasi berbagai jenis penyakit. Tanaman ini
berasal dari Cina dengan nama asalnya adalah Dheng Shan Chi. Di
Indonesia tanaman ini belum banyak dikenal. Tanaman ini sebenarnya berasal dari
Cina dan menyebar ke Asia Tenggara. Di Indonesia tanaman ini sering digunakan
sebagai hiasan gapura yang melingkar di atas jalan taman. Namun tanaman ini
belum banyak dikenal dalam masyarakat Indonesia (Towaha.2011)
Bentuk dan ciri-ciri tanaman binahong, tanaman yang
berupa tumbuhan menjalar, panjangnya bisa mencapai lebih dari 10 m. Akar
berbentuk rimpang, berdaging lunak. Batang lunak, silindris, saling membelit,
berwarna kemerahan, bagian dalam solid, permukaan halus. Daun keluar dari
setiap buku pada batang, berdaun tunggal, bertangkai sangat pendek, tersusun
berseling, berwarna hijau, bentuk jantung.
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas :
Magnolipsida
Ordo :
Caryophyllales
Family : Basellaceae
Genus :
Anredera
Species : Anredera
cordifolia (Tenore) Steenis
Gambar 2.1 Morfologi Daun Binahong (Anredera cordifolia)
2.2 Khasiat Binahong (Anredera cordifolia)
Manfaat
tanaman ini sangat besar dalam dunia pengobatan. Dalam pengobatan, bagian
tanaman yang digunakan berasal dari batang, daun, dan umbi yang menempel pada
ketiak daun. Spesialis gizi Bambang Wirjatmadi, menyatakan bahwa ada litetarur
yang menunjukkan bahwa ada literatur yang menunjukkan bahwa tikus yang disuntik
ekstrak binahong mempunyai daya tahan tubuh yang bagus. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan adanya agresivitas tikus yang energik serta tidak mudah
sakit jika dibandingkan dengan tikus yang tidak disuntik.
Penelitian
mengenai aktivitas daun Binahong dan kandungan metabolit sekundernya pernah
dilakukan, bahwa terdapat aktivitas antioksidan, asam askorbat dan fenol yang
cukup tinggi. Kandungan asam askorbat dapat meningkatkan daya tahan terhadap
infeksi, dan fenol berfungsi dalam pemeliharaan membrane mukosa. (Ani dkk.
2012).
Adapun kandungan senyawa dalam daun binahong berupa
senyawa flavonoid, alkaloid, terpenoid dan saponin, serta dalam rimpangnya terkandung
senyawa ancordin. Elin Sukandar Yulinah dkk (2011), zat aktif utama yang terdapat pada
tanaman ini adalah flavanoid yang merupakan senyawa polifenol yang bermanfaat
untuk melancarkan peredaran darah ke seluruh tubuh dan mencegah terjadinya
penyumbatan pada pembuluh darah, mengandung antiinflamasi (anti-radang),
berfungsi sebagai anti-oksidan, serta pemeliharaan membran mukosa.
Peningkatan
konsentrasi perasan daun Binahong dapat lebih menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli secara in vitro (Oka
dkk. 2012). Kandungan Saponin yang terdapat pada daun Binahong juga berperan daam menurunkan kadar gula darah
tikus jantan galur wistar yang diinduksi sukrosa (Indri dkk. 2013).
2.3 Lambung
Lambung adalah organ berbentuk J,
terletak pada bagian superior kiri rongga abdomen dibawah diafragma. Semua
bagian, kecuali sebagian kecil, terletak sebelah kiri garis tengah. Ukuran dan
bentuk setiap individu bervariasi. Secara anatomi, lambung terdiri dari kardia,
fundus, korpus, dan pilorus.
Fungsi lambung antara lain,
penyimpanan makanan, produksi kimus, digesti protein, produksi mucus dan
produksi faktor intrinsik, suatu glikoprotein yang disekresi sel parietal.
Sekresi kelenjar lambung menurut
bagian-bagian histologi lambung :
a. Kelenjar
kardia hanya mensekresi mukus
b. Kelenjar
fundus-korpus terdiri dari sel utama (chief cell) mensekresi pepsinogen,
Sel parietal mensekresi asam klorida (HCl) dan faktor intrinsik, serta sel
leher mukosa mensekresi mukus.
c. Kelenjar
pilorus di antrum pilorus mensekresi mukus dan gastrin.
2.4 Histologi
Mukosa Lambung
Lambung terdiri dari beberapa lapisan
dari sebelah dalam yaitu tunika mukosa, submukosa, tunika muscularis, dan
tunika serosa.
Tunika mukosa pada pembagian lain terdiri
dari 2 bagian yaitu bagian foveolar superfisial dan bagian kelenjar, yang lebih
dalam. Bagian foveolar secara keseluruhan relatif seragam, meliputi sel-sel
epitel permukaan yang juga melapisi lubang-lubang yang menuju ke dalam lekukan
berbentuk corong yang disebut sumuran gaster. Sel-sel epitel permukaan
merupakan epitel kolumner simpleks non goblet mensekresi lendir dan bersama-sama
membentuk selubung sekretorik. Pada epitel bagian pilorus melanjutkan diri ke
epitel kolumner simpleks duodenum. Bagian kelenjar yang lebih dalam menunjukkan
perbedaan besar dalam hal ketebalan dan dan kelenjar penyusun pada bagian
lambung yang berbeda.
Tunica submukosa tersusun atas
jaringan alveolar longgar yang menghubungkan lapisan mukosa dan lapisan
muskularis. Jaringan ini memungkinkan mukosa bergerak dengan gerakan
peristaltik. Pada lapisan ini banyak mengandung pleksus saraf, pembuluh darah,
dan saluran limfe
Tunika muskularis mukosa terdiri atas
lapisan sirkuler sebelah dalam dan lapisan longitudinal sebelah luar, karena
lapisan tersebut saling bertautan maka mungkin ada 3 atau 4 lapisan.
Tunika serosa merupakan lapisan tipis
jaringan ikat yang menutupi lapisan muskularis. Merupakan lapisan paling luar
yang merupakan bagian dari peritonium visceralis. Jaringan ikat yang menutupi
peritoneum visceralis banyak mengandung sel lemak.
Iritasi lambung adalah kehilangan integritas yang karakteristik dari mukosa lambung yang terbatas pada mukosa dan meluas di bawah muskularis mukosa.
Gambar
2.2 Struktur Morfologi Lambung Terinfeksi Maag.
2.5 Aspirin
Aspirin merupakan salah satu senyawa
yang secara luas digunakan, aspirin digunakan sebagai obat analgetik,
antipiretik, dan antiinflamasi yang sangat luas digunakan.
Efek samping utama aspirin adalah gangguan pada lambung. Aspirin adalah suatu
asam sehingga pada pH lambung tidak
terlarut sempurna dan partikel aspirin dapat berkontak langsung dengan mukosa
lambung. Gejala yang timbul akibat perusakan sel mukosa lambung oleh pemberian
aspirin adalah nyeri mual dan muntah. Aspirin menyebabkan pengelupasan sel
epitel permukaan dan mengurangi sekresi mukus (Dindarti.2007).
Dahulu
aspirin banyak digunakan pada terapi inflamasi sendi. Namun lebih dari 50%
pasien tidak dapat mentoleransi efek sampingnya (mual, muntah, nyeri
epigastrium, tinitus), karena aspirin dapat mengiritasi lambung dan menghambat
pertahanan lambung (Qatrunnada. 2008).
BAB
III
METODE
PENELITIAN
3.1 Tempat
dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan
dilaksanakan selama kurun waktu Maret 2014 sampai dengan Mei 2014 di
Laboratorium Biologi dan Ruang Hewan Laboratorium Kimia dan Balai Veteriner
Medan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
(Unimed). Hewan uji Mencit (Mus musculus)
dipelihara dan diberi perlakuan di ruang hewan Laboratorium Kimia. Pengamatan
pasca perlakuan dilakukan di Laboratorium Biologi Unimed dan Laboratorium
Patologi Balai Veteriner Medan.
3.2 Populasi
dan Sampel
Pada
penelitian ini yang menjadi populasi adalah Mencit (Mus musculus) jantan dan betina. Untuk keperluan penelitian diambil
sampel sebanyak 25 ekor dengan umur 8 minggu dengan rincian 5 ekor normal, 20
ekor yang terinfeksi maag dengan perlakuan ekstrak. Dari 20 ekor yang diberi
ekstrak, akan dibagi lagi untuk 4 perlakuan khusus yakni 5 ekor untuk ekstrak
100%, 5 ekor untuk ekstrak 75%, 5 ekor untuk ekstrak 50% dan 5 ekor untuk
eksrak 25%.
3.3 Alat dan
Bahan Penelitian
Beberapa alat yang akan
digunakan dalam penelitian adalah kandang hewan percobaan, timbangan, sonde
lambung, alat bedah hewan percobaan (scalpel, pinset, jarum, bak parafin), alat
untuk pembuatan preparat histology, mikroskop cahaya, gelas ukur, mortar, gelas
kimia.
Bahan
yang akan digunakan dalam penelitian adalah makanan hewan percobaan, ekstrak
binahong (Anredera cordifolia),
aquades, aspirin.
3.4 Rancangan
Penelitian
Rancangan
penelitian ini adalah Rancangan Acak
Lengkap (RAL) Satu Faktor yaitu :
Faktor pengaruh ekstrak daun Binahong
Dengan
banyaknya sampel yang digunakan tiap perlakuan adalah
(t – 1) (r –
1) ≥ 15
Keterangan :
t = banyaknya
kelompok
r = besar
sampel tiap kelompok
(t – 1) (r – 1) ≥
15
(5 – 1) (r – 1) ≥ 15
4 (r – 1) ≥ 15
4r – 4 ≥ 15
4r ≥ 15 + 4
4r ≥ 19
r ≥ 4,75
Dengan demikian, setiap
kelompok minimal harus terdapat 4,75 sampel. Peneliti memilih menggunakan 5
sampel pada tiap kelompok.
Bandingkan
(Mikrokopis)
|
HK
HP1
HP2
HP3
HP4
|
X
|
K
P1
P2
P3
P4
|
Keterangan :
K :
Kelompok kontrol yang diberi 3 ml aquades.
P1 :
Kelompok perlakuan 1 dengan pemberian 3 ml ekstrak Binahong 100%
P2 :
Kelompok perlakuan 2 dengan pemberian 3 ml ekstrak Binahong 75%
P3 :
Kelompok perlakuan 3 dengan pemberian 3 ml ekstrak Binahong 50%
P4 :
Kelompok perlakuan 4 dengan pemberian 3 ml ekstrak Binahong 25%
HK : Pengamatan
lambung mencit secara mikroskopis pada kelompok kontrol.
HP1 :
Pengamatan lambung mencit secara mikroskopis pada kelompok perlakuan 1
HP2 :
Pengamatan lambung mencit secara mikroskopis pada kelompok perlakuan 2
HP3 :
Pengamatan lambung mencit secara mikroskopis pada kelompok perlakuan 3
HP4 :
Pengamatan lambung mencit secara mikroskopis pada kelompok perlakuan 4
3.5 Prosedur
Kerja
3.5.1 Pelakuaan
Maag dengan Diinduksi Aspirin
Dosis toksik aspirin pada
manusia adalah 600 mg/kg BB tikus. Dosis toksik aspirin untuk tikus berdasarkan
table konversi manusia dengan berat badan 200 gr dengan faktor konversi 0,14.
= 600 x 0,14
= 84 mg/kgBB mencit
= 1,68 mg/ 20 gBB mencit
mg/20 gBB mencit
Suspensi
aspirin dibuat dengan cara melarutkan aspirin kedalam aquades. Untuk pemberian
0,1 ml larutan aspirin, aspirin tablet 500 mg dilarutkan kedalam aquades
sebanyak :
Maka z diperoleh hasil 29,4 ml
Pelarut.
Aspirin dosis 1,7 mg/20 gBB mencit
peroral (0,1ml) diberikan pada kelompok perlakuan 1,2,3,4 pada hari ke 15 – 17,
1 x sehari.
3.5.2 Pembuatan
Ekstrak
Binahong (Anredera cordifolia) segar 100 gr/perlakuan ditimbang, kemudian
dicuci, ditiriskan dan dikeringkan. Kemudian untuk mendapatkan ekstrak 100%,
penghancuran binahong (Anredera
cordifolia) dengan tanpa memasukkan air dalam penghancuran dengan mortar.
Untuk mendapatkan ekstrak 75%, maka
diperlukan penambahan air sebanyak 25 ml dan 75 ml ekstrak. Kemudian untuk
ekstrak 50%, maka diperlukan penambahan air sebanyak 50 ml. Untuk ekstrak 25%,
diperlukan penambahan air sebanyak 75 ml.
3.5.3 Pengukuran
Hasil
Setelah diberi perlakuan
selama 20 hari, semua hewan percobaan dikorbankan dengan cara dislokasi leher,
kemudian organ lambung bagian curtura minor diambil untuk selanjutnya dibuat
preparat lambung dengan metode blok parafin dengan pewarnaan Hematoksilin Eosin
(HE).. Dari tiap lambung diperoleh 3 gambaran histologis sehingga dalam satu
kelompok diperoleh 15 gambaran histologis lambung.
3.6 Teknik Analisis Data
Penelitian
pengaruh ekstrak daun Binahong (Anredera
cordifolia) terhadap histology lambung yang diinduksi aspirin, menggunakan
model Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor dengan model linear sebagai
berikut :
Yij = μ + εij
Dimana;
Yij = Hasil pengamatan pada ulangan ke-j pada perlakuan ke-i
μ = Rata-rata umum (mean populasi)
εij = Galat
percobaan / pengaruh acak dari perlakuan ke-i ulangan ke-j
Dengan analisis ragam sebagai berikut :
1. Faktor
korelasi (FK) = (Tij)2 / (r x t)
2. JKTotal = T (Yij2) –
FK
3. JKPerlakuan
atau Hormon = ((TA)2 /
r ) FK
4. JK Galat = JKTotal
- JKPerlakuan
Hasil
pengamatan pengaruh ekstrak akan dianalisisi menggunakan Analisis Varians
(ANAVA) dengan tabel sebagai berikut :
Setelah Fhitung diperoleh,
maka dilakukan uji hipotesis dengan harga signifikan 95% dan 99% atau f = 0,05
dan f = 0,01. Uji hipotesis dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a.
Jika F hit ≤ F = 0,05; menunjukkan beda tidak
nyata, maka Ho diterima dan Ha ditolak pada taraf kepercayaan 95%.
b.
Jika F hit ≥ F = 0,05; menunjukkan beda nyata, maka Ha
diterima dan Ho ditolak pada taraf kepercayaan 95%.
c.
Jika F hit > F = 0,01; menunjukkan beda sangat nyata, maka
Ho ditolak dan Ha diterima kepercayaan 99%
DAFTAR
PUSTAKA
Darsana,
Oka dkk. 2012. Potensi Daun Binahong (Anredera
cordifolia (Tenore) Steenis ) dalam Menghambat Pertumbuhan Bakteri
Escherichia Coli secara In Vitro. Jurnal Indonesia Medicus Veterinus Vol 1
No : 3 ISSN 2301- 7848
Djam’an,
Qatrunnada. 2008. Tesis Pengaruh Air Perasan Daun Cyclea barbata Miers (Cincai Hijau) Terhadap Konsentrasi HCl
Lambung dan Gambaran Histopatologik Lambung Tikus Galur Wistar yang Diindukdi Acetylsacylic acid. Semarang : Universitas Diponegoro
Isniaty,
Detty. 2007. Artikel Karya Tulis Ilmiah Pengaruh Pemberian Aspirin Berbagai
Dosis Per Oral Terhadap Kadar Ureum dan Kreatinin Serum Tikus Wistar.
Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Khunaifi,
Mufid. 2010. Skripsi Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis)
Terhadao Bakteri Staphylococcus
aureus dan Pseudomonas
aeruginosa. Malang :
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Manoi,
Fery, dkk. 2009. Binahong (Anredera
cordifolia) sebagai Obat. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Industri, Vol 15 No : 1
Nuraeni, Dindarti. 2007. Artikel Karya Tulis Ilmiah Pengaruh
Pemberian Aspirin Dosis Toksik Per Oral Terhadap Gambaran Histopatologi Gaster,
Duodenu dan Jejunum Tikus Wistar. Semarang : Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro
Towaha, Juniaty. 2011. Zat Aktif Pada Tanaman Binahong. Majalah
Semi Populer Tree. Vol 2 No : 2
Umar. Ani, dkk. 2012. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Binahong (Anredera cordifolia) Terhadap Kesembuhan
Luka Infeksi Staphylococcus aureus
Pada Mencit. Vol 01 No : 02 ISSN 2302 – 3635.
Wirasuasty, Indri dkk. 2013. Uji Eksrak Daun Binahong (Anredera cordifolia Steen) Terhadap
Kadar Gula Darah pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar (Rattus norvegicus) yang diinduksi Sukrosa. Jurnal Ilmiah
Farmasi Vol 2 No : 1 ISSN 2302 - 2493
Yulinah Sukandar, Elin dkk. 2011. Efek Ekstrak Metanol Daun Binahong (Anredera cordifolia) Terhadap Gula Darah
Pada Mencit Model Diabetes Melitus. Jurnal Medika Planta Vol 01 No : 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar