Selasa, 24 September 2013

Daun Binahong sebagai antioksidan-Essay

Daun Binahong sebagai Antioksidan
Yuli Hardiyanti

Pernahkan anda mendengar daun binahong? Mungkin bagi beberapa masyarakat, nama ini terdengar asing, dan hanya masyarakat dalam ruang lingkup dan jumah kecil yang sering mendengar ini. Daun binahong yang memiliki nama latin Anredera cordifolia, berada pada kindom plantae, divisi magnoliophyta, kelas magnoliopsida, ordo basellaceae,dan genus anredera.
Daun binahong merupakan tanaman yang merambat, yang sering digunakan diatas gapura taman sebagai hiasan. Dan ternyata, tidak hanya bermanfaat sebagai tanaman hias, tanaman ini memiliki banyak manfaat, yang bisa didapat dari seluruh tubuh tanaman ini mulai dari akar, umbi, batang, dan daunnya.
Daun binahong mampu mengobati berbagai penyakit baik ringan maupun berat, Contohnya pada penyakit maag, luka bakar, jantung koroner, diabetes hingga pada penyakit kanker. Dikarenakan daun binahong memiliki beberapa kandungan bioaktif seperti antioksidan yang dapat menghambat radikal bebas.
Antioksidan digunakan sebagai penangkal, pembersih radikal bebas yang merupakan senyawa asing yang dapat merusak imunitas tubuh, hal ini dapat berasal dari beberapa aspek yakni polutan lingkungan, bahan kimia yang terdapat dalam tubuh, makanan siap saji, dan makanan yang dimasak pada suhu yang terlalu tinggi. Antioksidan mampu menstabilkan radikal bebas dengan melengkapi kekurangan elektron pada radikal bebas sebagai pemhambat proses perantaian dari radikal bebas. Antioksidan juga dapat mengurangi terjadinya oksidasi didalam tubuh.Kandungan yang menjadikan daun binahong dapat digunakan sebaga antioksidan yakni flavonoid.  . Flavonoid terutama berupa senyawa yang larut dalam air, sebagian dapat diekstraksi dengan etanol 70%, dan tetap ada dalam lapisan air setelah ekstrak ini dikocok dengan eter minyak bumi. Flavonoid berupa senyawa fenol, karena itu warnanya berubah bila ditambah basa atau ammonia.
Berdasarkan hasil penelitian dengan judul “Kandungan Flavonoid dan Kapasitas Antioksidan Total ekstrak Etanol Daun binahong (Anredera cordifolia) oleh Widya Selawa, Max Revolta dam Gayatri Citraningtyas, Volume 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 – 2493” menyatakan bahwa Hasil penelitian ini menunjukan daun binahong memiliki ekstrak etanol berupa flavonoid yang memiliki kapasitas sebagai antioksidan dengan total antioksidan pada sampel segar (tanpa adanya pemanasan) dan kering (pemanasan) menunjukkan bahwa proses pengolahan memberikan pengaruh berbeda terhadap uji aktivitas antioksidan. Senyawa antioksidan mudah mengalami perubahan. Lusivera (2002) mengatakan bahwa proses pemanasan mengakibatkan penurunan kadal total flavonoid sebesar 15 – 78%.Sehingga kadar antioksidan pada daun binahong segar memiliki nilai yang lebih tinggi jika dibanding dengan kadar binahong pada daun binahong kering.
Cara pengolahan daun binahong sebagai antioksidan yakni dengan beberapa lembar daun binahong dipotong hingga halus dan dimakan dalam bentuk ampas, atau bisa juga direbus dengan air namun ampasnya tetap harus disertakan dalam minuman.

Sehingga untuk menjadikan daun binahong sebagai antioksidan,yang mencegah dari penyakit kanker, jantung koroner dapat dibuat dalam bentuk herbal namun tetap harus menjadikan daun binahong segar sebagai bahan utama, tanpa adanya pemanasan atau penginapan walaupun hanya sehari.


Daftar Pustaka
Bambang Ishak (2012),
http://khasiatmanfaatkegunaankandungankimiatanamandaunbinahong.agrisik.com/ (Diakses September 2013)

Indra (2013), http://www.konsultankolesterol.com/manfaat-daun-binahong/ (Diakses September 2013)
Widya, S., Max R,J., dan Gayatri,C., (2013), Jurnal Ilmiah : Kandungan Flavonoid dan Kapasitas Antioksidan Total Ekstrak etanol daun binahong,  jurnal farmasi Vol 2.



Makalah Vitamin B-BIokimia

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Pengaruh gaya hidup yang kurang baik dapat meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat-zat gizi dan nutrisi sebagai pelindung dari radikal bebas. Disaat radikal bebas lebih mendominasi tubuh kita, maka pada saat itulah kita akan mudah terserang penyakit dalam bentuk apapun. Maka untuk itu diperlukan suatu kelompok senyawa yang dapat menjaga kelangsungan kehidupan.
            Pertanyaan muncul,”Vitamin apa saja yang akan membantu dalam proses metabolisme dalam tubuh terjadi lebih baik?” jawabannya. “banyak”, Namun kali ini kami akan membahas khusus kepada vitamin yang larut dalam air yakni salah satu contohnya adalah vitamin B-kompleks.

1.2 Rumusan Masalah
            1. Apa yang dimaksud dengan vitamin?
            2. Apa yang dimaksud dengan vitamin yang larut dalam air?
            3. Apa dan bagaimana struktur vitamin yang larut dalam air (vitamin B-kompleks)?

1.3 Tujuan
            Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai kewajiban sebagai seorang mahasiswa dalam mengabdikan dirinya untuk pendidikan, selain itu juga untuk menjadikan makalah ini sebagai literatur atau bahan untuk para pembaca guna menambah pengetahuan.








BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN VITAMIN
            Istilah vitamine atau vitamin diuraikan oleh seorang ahli kimia Polandia yang bernama Funk, yakni berupa zat penangkal beri-beri yang larut dalam air.
Vitamin sebagai suatu kelompok senyawa organik yang tidak termasuk dalam golongan protein, lemak, karbohodrat maupun lemak yang peranannya bagi beberapa fungsi tertentu tubuh untuk menjaga kelangsungan kehidupan serta pertumbuhan.
2.2 VITAMIN YANG LARUT DALAM AIR
            Vitamin-vitamin yang larut dalam air bergerak bebas dalam bada, darah, dan limfa. Karena sifatnya yang larut dalam air, vitamin akan mudah rusak dalam pengolahan dam mudah hilang karena tercuci atau terlarut dalam air dan keluar dari badan.
            Vitamin yang larut daam air memiliki struktur kimia yang sangat beraneka ragam yang memiliki sifat molekul polar. Vitamin yang larut dalam air yakni Vitamin B kompleks dan Vitamin C, namun vitamin tersebuttidak dapat disimpan lama dalam bentuk stabi dan harus disediakan terus menerus dalam diet.  Vitamin yang larut dalam air, kecuali Vitamin C berfungsi sebagai CoEnzim atau kofaktor dalam reaksi enzimatik.
2.3 VITAMIN B KOMPLEKS
Vitamin B yang ditemukan pada makanan manusia adalah :
a. Vitamin B1 (Tiamin)
b. Vitamin B2 (Riboflavin)
c. Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
d. Niasin (Asam Nikotinat)
e. Vitamin B6 (Piridoksin)
f. Biotin
g. Vitamin B12 (Kobalamin)
h. Asam folat (Asam Pteroiglutamat)

A. Vitamin B1 (Tiamin)
images (1).jpg


           
                        Gambar 2.1 Struktur Kimia Vitamin B1
            Thiamin (Vitamin B1) dikenal sebagai vitamin berenergi karena memiliki efek yang bermanfaat bagi sistem saraf dan energi. Bentuk murni dari Thiamin (vitamin B1) adalah Tiamin Hidroklorida.
Fungsi dan manfaat Thiamin (Vitamin B1) antara lain:
o   Mencegah penyakit Polyneuritis
o   Mencegah penyakit beri-beri
o   Menjaga dan melindungi kesiagaan mental
o   Membantu kerja sistem pencernaan tubuh
Sumber : ragi, hati, biji bunga matahari, sejumlah padi, biji-bijian, kacang polong, semangka, tiram, oatmeal dan tepung terigu.
Gejala kekurangan: Beri-beri, irama jantung yang tidak normal, gagal jantung, kelelahan, susah berjalan, kebingungan dan kelumpuhan.

http://4.bp.blogspot.com/-r14onhfGn74/UXYspbZUyhI/AAAAAAAAADQ/37sdmVdPYJo/s1600/Riboflavin.pngB. Vitamin B2 (Riboflavin)




                        Gambar 2.2 Struktur kimia Riboflavin
            Riboflavin berfungsi sebagai Coenzim. Riboflavin membantu enzim untuk menghasilkan energi dari nutrisi penting untuk tubuh manusia. Riboflavin berperan pada tahap akhir dari metabolisme energi nutrisi.
 Sumber : Susu, keju, sayuran hijau dan biji-bijian
Gejala kekurangan : Iritasi, kulit merah.

C. Vitamin B5 (Asam Pantotenat)
Fungsi Vitamin B5 adalah :
a. Membantu enzim dalam proses transformasi lemak menjadi energi 
b. Membantu sintesa acetylcholine, kimia otak yang berperan dalam proses transmisi sinyal listrik antara   sel-sel otak 
c. Penting bagi aktifitas kelenjar adrenal, terutama dalam proses pembentukan hormon 
d. Pengendali stress akibat migren, sindrom lesu kronis dan gangguan emosi lainya, sehingga dikenal sebagai vitamin anti stress 
e. Diperlukan dalam proses pembentukan sistem kekebalan tubuh, terutama menjaga kesehatan saraf otak
f. Membantu berbagai gangguan yang berkaitan dengan saraf otak seperti neuritis, epilepsi serta penyempitan  pembuluh darah otak 
            Sumber : Daging, ikan, unggas, kuning telur, hati, yogurt, keju, kacang-kacangan, ubi, kembang kol, pisang, jeruk dan alpukat.
            Secara alami di dalam tubuh manusia, vitamin ini juga diproduksi oleh bakteri menguntungkan “lactobacillin” yang hidup dalam saluran usus.
            Gejala kekurangan : dapat menyebabkan muntah, sulit tidur dan kelelahan. Sementara, ketika kelebihan kadang-kadang menyebabkan diare dan perut kembung. 


D. Niasin (Asam Nikotinat)
http://4.bp.blogspot.com/-LO-JAPQPz3Q/UXAErDxKxVI/AAAAAAAAACI/YTC824PpFo8/s1600/niacin-full.jpg
            Gambar 2.3 Struktur kimia Niasin
Fungsi Niasin (Asam Nikotinat) :
o   Membantu metabolisme karbohidrat
o   Kesehatan Kulit, Rambut, dan Kuku
o   Mengurangi Risiko Aterosklerosis (Jantung Koroner)
o   Memproduksi Hormon Seks
o   Mengurangi Kolesterol
o   Mengobati Penyakit Pellagra
o   Mengobati Radang Sendi, Diabetes, dan Jerawat
Sumber : Jamur, ikan Tuna, Ikan salmon, dada ayam, daging rusa, hati domba, daging sapi, telur, buah mangga, kacang-kacangan dan biji-bijian, susu.
Pellagra (penyakit kekurangan niacin), menunjukkan gejala seperti dermatitis, diare dan dementia . Gejala kekurangan : Kehilangan nafsu makan, lemah, pusing dan kebingungan mental.
E. Piridoksin (Vitamin B6)
http://2.bp.blogspot.com/-9ZcWWqtPICY/UXAFLUUZDKI/AAAAAAAAACY/bF8b-ZJlcuI/s320/vitamin-b6-structure.gif
Gambar 2.4 Struktur Vitamin B6
Fungsi Vitamin B6 :
o   Membentuk protein dengan mengubah asam amino yang terdapat dalam makanan
o   Membantu tubuh membentuk energi dengan membakar cadangan gula yang terselip diantara organ tubuh.
o   Pembentukan hemoglobin dari protein

Sumber :Daging, ikan, kentang, bayam, sawi, lobak, kembang kol, brokoli, paprika, pisang, alpukat, tomat, melon, semangka.
Gejala kekurangan : Lemah, sifat lekas marah, susah tidur. Dosis tinggi vitamin B6 dalam waktu yang lama menyebabkan kerusakan syaraf, yang kadang-kadang tidak dapat diperbaiki. Hal ini dimulai dengan mati rasa pada kaki, perasaan hilang pada tangan dan mulut yang mungkin menjadi mati rasa. 

F. Biotin (Vitamin B7)  
http://4.bp.blogspot.com/-vLMT-ad15hY/UXAFaz_iIAI/AAAAAAAAACg/dmcGKPVPWI4/s1600/250px-Biotin_structure.svg.png
Gambar 2.5 Struktur Biotin
            Biotin (vitamin B7) merupakan atau sering disebut juga sebagai vitamin H, merupakan co-enzim yang membantu metabolisme asam lemak, leusin, dan karbohidrat. Fungsi Biotin diantaranya: 
o   Membantu sintesis karbohidrat dan asam lemak. 
o   Meningkatkan metabolisme energi. 
o   Membantu sintesis asam amino dan glukosa. 
o   Meningkatkan fungsi kelenjar keringat, sumsum tulang, jaringan kulit dan saraf, serta sel darah. 
o   Meningkatkan pertumbuhan rambut dan kuku. 
Sumber : kacang-kacangan, kembang kol, kuning telur, jamur, pisang, ayam, ikan dan cokelat. Dosis terlalu tinggi bisa memicu kondisi medis serius yang disebut eosinophilic pleuropericardial effusion.

G. Kobalamin (Vitamin B12)
http://2.bp.blogspot.com/-o-hZmpjY0As/UXAFrz7SqdI/AAAAAAAAACw/Y66DmjErVFw/s320/280px-Cobalamin.png
Gambar 2.6 Struktur Kobalamin

Fungsi Vitamin B12 :
o   Membantu dalam proses pembelahan sel.
o   Memelihara lapisan yang mengelilingi dan melindungi serat syaraf
o   Mendorong pertumbuhan normalnya.
o   Berperan dalam aktifitas dan metabolisme sel-sel tulang.
o   Melepaskan folat, sehingga dapat membantu pembentukan sel-sel darah merah.

Sumber :Kerang, ikan kakap, daging rusa, udang, daging sapi, kalkun, kepiting, ikan salmon, telur, keju, rumput laut, tempe, susu dan yogurt.
            Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kekurangan darah (anemia), yang sebenarnya disebabkan oleh kekurangan folat. Tanpa vitamin B12, folat tidak dapat berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah. Gejala kekurangan lainnya adalah sel-sel darah merah menjadi belum matang (immature), yang menunjukkan sintesis DNA yang lambat. Kekurangan vitamin B12 dapat juga mempengaruhi sistem syaraf. 


H. Asam Folat (Asam Pteroiglutamat)
http://2.bp.blogspot.com/-SlD2qNkZlic/UXYuPYReMpI/AAAAAAAAAD4/UjoXcEWqYy0/s1600/vitamin-b9-model.gif
  Gambar 2.7 Struktur Asam Folat

Asam folat adalah vitamin yang diperlukan untuk replikasi sel dan pertumbuhan.
Fungsi asam folat adalah :
o   Membantu blok bangunan berupa DNA, yang menyimpan informasi genetik tubuh, dan membangun blok RNA, yang diperlukan untuk sintesis protein.
o   Perkembangan janin dan regenerasi sel, seperti sel darah merah dan sel kekebalan.
Sumber : Sayur-sayuran, khususnya sayuran berdaun hijau, hati, daging, susu dan produk-produk susu mengandung sedikit folat.
Gejala kekurangan : Diare, susah tidur dan sifat mudah marah. Folat dengan dosis tinggi dapat menutupi kekurangan vitamn B12, karena kedua vitamin ini berhubungan. 











BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
            Vitamin merupakan suatu senyawa yang diperlukan dalam proses metabolisme dalam tubuh dan pertumbuhan, vitamin juga dikelompokkan menjadi vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak.
            Namun untuk vitamin yang larut dalam air, tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama untuk itu harus disediakan setiap waktu. Salah satu contoh vitaminnya adalah vitamin B-kompleks yang terdiri atas Thiamin, Riboflavin, Asam pantotenat, Niasin, Piridoksin, Biotin, Kobalamin dan Asam folat.


















DAFTAR PUSTAKA

Restuati, Martina dkk. 2013. Biokimia untuk Biologi. Medan : FMIPA UNIMED
http://www.nal.usda.gov/fnic/DRI//DRI_Thiamin/306-356_150.pdf (diakses pada tanggal 10 September 2013)

Makalah Membran Plasma -Biosel

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Menurut Max Schultze menyatakan bahwa sel merupakan struktur fungsional makluk hidup. Secara struktural, sel memiliki membran plasma yang berfungsi sebagai pembatas antara komponen luar sel dan komponen dalam sel . Sekarang timbul pertanyaan, “bagaimana struktur dari membran plasma sehingga fungsi utama nya sebagai pembatas dalam berlangsung dengan baik dan bagaimana pula proses molekul  bisa melewati membran yang molekul tersebut sangat dibutuhkan oleh tubuh kita?”
            Maka untuk itu makalah ini dibuat sebagai bahan acuan pembaca untuk mengetahui struktur dan fungsi membran sel secara khusus dan mendetail.
1.2 Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah dari makalah ini yakni :
a. Bagaimana struktur membran plasma?
b. Komponen apa yang menyusun dari membran plasma?
c. Apa fungsi membran plasma?
d. Bagaimana proses transport molekul pada membran plasma?
1.3 Tujuan
            Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yakni :
a. Sebagai tugas kuliah dan kewajiban sebagai seorang mahasiswa.
b. Sebagai bahan literatur pembaca untuk lebih memahami membran plasma.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Membran Plasma
Menurut Gortel dan Grendel (1925)
a. Membran berupa struktur yang membatasi sel yang terdiri atas lipid yang mengandung gugus polar dan gugus yang bersifat hidrofob.
b. Gugus polar mengarah ke bagian luar dari bilayer, dan gugus hidrofob (rantai asam lemak) berada di bagian tengah dari lipid bilayer.
Gambar 2.1.1 Membran Gortel dan Grendel

Menurut Davson dan Danielli (1954)
     Membran merupakan struktur lipid bilayer yang disisipi dengan protein globular yang melintasi membran dan terdapat protein di permukaan luar dan dalam membran.
Gambar 2.1.2 Membran Davson dan Danielli


Menurut Singer dan Nicholson (1972) ::> Model mosaik
a. Membran plasma terdiri atas lipid bilayer yang berada dalam keadaan fluid dan dapat bergerak lateral dalam daerah membran (struktur dinamis) interaksi yang sementara atau semipermanen.
b. Protein terdistribusi secara mosaik yang berbeda dengan lipid partikel tidak membentuk suatu lapisan kontinyu. Protein dapat melintasi membran fosfolipid, atau berada dibagian tepi sel.
Gambar 2.1.3 Membran Singer dan Nicholson
2.2 Komposisi Membran Plasma
            Komponen yang paling utama pembentuk membran plasma adalah protein sekitar 60%, protein tersebut terbagi atas 3 bagian utama yakni :
a. Protein Integral :: > Mengandung daerah hidrofobik yang terbenam dibagian tengah dari lapisan lipid bilayer yang bersifat hidrofilik.
       Posisi : memanjang dan menjangkau lapisan ganda membran secara asimetris.
       Protein intergral terbagi atas 2 bagian :
       1. Ektoprotein intergral : adanya penonjolan yang lebih besar dari bagian hidrofiliknya pada permukaan luar membran.
       2. Endoprotein intergral: adanya penonjolan ke bagian dalam membran yakni sitoplasma.
b. Protein Perifer :: > tidak berinteraksi langsung dengan fosfolipid didalam lapisan ganda
c. Protein bertaut lipid ::> melekat pada membran dengan ikatan kovalen.
Gambar 2.2.1 Protein pada membran plasma
Komponen lain pembentuk membran plasma adalah karbohidrat, sekitar 10%.
Karbohidrat ::> terletak pada bagian permukaan atas membran,berikatan pada protein dan lipid sebagai contoh yakni glikolipid dan glikoprotein.
Gambar 2.2.2 Karbohidrat
Komponen lain penyusun membran plasma adalah lipid bilayer, sebagai kerangka struktur membran dan berfungsi sebagai penghalang (barrier) yang membatasi pergerakan molekul secara acak.
Ada 3 tipe lipid membran yakni Fosfogliserida, Sfingolifida, Kolesterol.
2.3 Fungsi Membran Plasma
Fungsi membran plasma yakni :
a. Sebagai pembatas antara komposisi diluar sel dan didalam sel.
b. Sebagai alat untuk pertukaran bahan dengan lingkungan ekstrasel melalui proses endositosis dan eksositosis.
c. Mendukung aktivitas biokimia yang terjadi didalam sel.
2.4 Transport Molekul Membran
Ada 2 tipe dalam transport molekul yakni :
a. Secara pasif yakni dengan difusi melalui lipid bilayer.
b. Secara aktif yakni dengan adanya pemanfaatan energi (ATP) dalam bentuk transport aktif.
                
Gambar 2.4.1 Transport molekul membran










BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

            Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa membran sel memiliki struktur yang terdiri atas protein, lipid dan karbohidrat serta memiliki fungsi sebagai pembatas antara komponen dalam sel dan komponen diluar sel, dan sebagai media pertukaran bahan-bahan yang berada didalam maupun diluar sel dengan beberapa jenis transport berupa, bentuk aktif maupun pasif. 

Kerugian Sel Prokariorik- Biosel

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
            Menurut Max Schultze menyatakan bahwa sel merupakan struktur fungsional makluk hidup. Dan sel terbagi atas dua bagian yakni : sel prokariotik dan sel eukariotik.
Kedua sel dibedakan berdasarkan ada tidaknya membran serta organel-organel penyusun dari sel tersebut.
            Sel Prokariotik memiliki struktur yang lebih sederhana jika dibandingkan dengan sel eukariotik dan pertanyaan muncul,”bagaimana struktur dan fungsi dari komponen sel prokariotik tersebut, serta apa kerugian dari sel prokariotik tersebut jika tidak memiliki organel yang lengkap seperti pada sel eukariotik?” Maka untuk itu, makalah ini dibuat untuk menjawab pertanyaan yang sering terlintas dalam fikiran kita.

1.2 Rumusan Masalah
Adapun masalah yang akan dibahas yakni :
1. Bagaimana struktur sel prokariotik?
2. Apa kerugian pada sel prokariotik?

1.3 Tujuan
       Tujuan dari pembuatan makalah ini yakni :
       1. Sebagai tugas kuliah dan kewajiban sebagai seorang mahasiswa.
       2. Sebagai bahan literatur untuk para pembaca.




BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Kerugian Sel Prokariotik
            Beberapa kerugian dari sel yakni bahan inti dari sel prokariotik tidak memiliki membran inti sehingga bahan inti bercampur dengan yang bahan inti yang lain sehingga fungsi kerja dari bahan inti tersebut tidak maksimal. Contohnya pada ribosom yang fungsinya dalam proses sintesin protein, serta mesosom dengan fungsi yakni penghasil energi bagi sel prokariotik tersebut, apabila kedua bahan inti bercampur maka kerja dari kedua bahan inti tidak maksimal dengan kata lain kurang efesien untuk sel yang harus bekerja keras untuk bertahan hidup. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam gambar berikut :

1.jpg

Pada gambar tersebut tampak sel prokariotik dengan bahan inti yang saling bercampur dengan bahan inti lainnya.
Untuk kerugian selanjutnya yakni memiliki tubuh yang lebih rentan terhadap benda-benda asing diluar tubuh, hal ini diakibatkan karena tidak memiliki lisosom (yang ada pada sel eukariotik) sehingga sel tidak memiliki pencernaan intrasel atau dengan kata lain, sel nya tidak memiliki sistem untuk menjaga sel dari benda-benda asing atau bahan yang tidak berguna dalam tubuh untuk dapat dihilangkan didalam tubuh sel tersebut sehingga biasanya sel prokariotik tidak mampu bertahan lama atau umurnya singkat karena tidak ada pertahanan didalam tubuh sel prokariotik tersebut.

Pada kerugian selanjutnya yakni Struktur internal sel prokariotik merupakan campuran
homogen dari aktivitas biokimia.
Contohnya pada aktivitas DNA yang berada di daerah nukleoid, dengan sistem enzim yang banyak, dan sistem ini terikat dengan membran seluler. Hal ini menyebabkan aktivitas DNA tersebut tidak maksimal dalam menjalankan fungsinya sebagai bahan genetik.

2.2 Struktur Sel Prokariotik
            Sel prokariotik mempunyai membran plasma, nukleoid berupa DNA dan RNA, serta sitoplasma yang mengandung ribosom. Sel prokariotik tidak memiliki membran inti sehingga bahan inti yang berada dalam sel mengadakan kontak langsung dengan protoplasma. Sel prokariotik juga tidak memiliki sistem endomembran (membran dalam), seperti retikulum endoplasma dan kompleks Golgi. Selain itu, sel prokariotik juga tidak memiliki mitokondria dan kloroplas, tetapi mempunyai struktur yang berfungsi sama dengan keduanya, yaitu mesosom dan kromatofor.
            Contoh sel prokariotik adalah Bakteri (Bacteria) dan Sianobakteri (Cyanobacteria).
1.jpg                                              
Adapun bagian-bagian sel bakteri sebagai berikut:
A. DINDING SEL
            Dinding sel bakteri tersusun atas peptidoglikan, lipid, dan protein. Dinding sel berfungsi sebagai pelindung, mengatur pertukaran zat, reproduksi dan pemberi bentuk yang tetap.
Berdasarkan struktur dinding sel, bakteri diklasifikasikan menjadi :
1. Bakteri Gram Positif
2. Bakteri Gram Negatif

B. MEMBRAN PLASMA
            Membran sel atau membran plasma tersusun atas molekul lipid dan protein. Membran plasma berfungsi sebagai pelindung molekular sel terhadap lingkungan di sekitarnya, dengan jalan mengatur lalu lintas molekul dan ion-ion dari dalam. Membran plasma pada bakteri membentuk lipatan-lipatan yang berlapis. Lipatan ini disebut desmosom.

C. SITOPLASMA
            Sitoplasma tersusun atas butiran-butiran glikogen, protein, lemak dan enzim-enzim. Enzim-enzim digunakan untuk mencerna makanan secara ekstraselular dan untuk melakukan proses metabolisme sel. Materi genetik DNA juga ditemukan pada bagian inti sitoplasma yang tidak dibatasi oleh membran yang disebut nukleoid.

D. MESOSOM
            Membran plasma melekuk ke dalam membentuk bangunan yang disebut mesosom. Mesosom berfungsi sebagai penghasil energi dan sekresi. Biasanya mesosom terletak dekat dinding sel yang baru terbentuk pada saat pembelahan biner sel bakteri. Pada membran mesosom terdapat enzim-enzim pernapasan.

E. RIBOSOM
            Ribosom merupakan organel tempat berlangsungnya sintesis protein. Ukurannya sangat kecil, berdiameter antara 15–20 nm (1 nanometer = 10–9meter). Di dalam sel E. coli terkandung 15.000 butir ribosom atau sekitar 25% massa total sel bakteri.

F. DNA
            DNA atau asam deoksiribonukleat merupakan persenyawaan yang tersusun atas gula deoksiribosa, fosfat, dan basa-basa nitrogen. DNA berfungsi sebagai pembawa informasi genetik, yaitu sifat-sifat yang harus diwariskan kepada keturunannya. Oleh sebab itu, DNA disebut pula sebagai materi genetik.

G. RNA
            RNA atau asam ribonukleat merupakan persenyawaan hasil transkripsi DNA. Jadi, bagian tertentu DNA melakukan transkripsi membentuk RNA. RNA membawa kode-kode genetik sesuai pesanan DNA. Selanjutnya, kode-kode genetik itu akan diterjemahkan dalam bentuk urutan asam amino dalam proses sintesis protein.

           







BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
            Perbedaan yang kontras antara sel prokariotik dan sel eukariotik terletak pada membran inti sel tersebut. Hal ini lah yang menjadi acuan untuk menjadikan sel prokariotik memiliki kerugian yang besar karena bahan inti sel prokariotik bercampur dengan bahan inti lainnya serta belum terdapat pembagian tugas atau fungsi untuk mempetahankan sel tersebut sehingga kurang efisien dalam menjalankan segala aktivitasnya.
























DAFTAR PUSTAKA

Purnobasuki, Hery. Struktur dan Fungsi Sel. http://hery_purnobasuki_pdf238//
     (Diakses pada tanggal 6 September 2013)
Saefudin. Struktur dan Fungsi Sel. http://www.pdffactory.com//
     (Diakses pada tanggal 8 September 2013)